Investasi Skill Antirugi: Belajar Bahasa Asing

writter Fifi Nurfitrianti

Apakah ada teman Jenius yang sedang mencari investasi yang memberikan return cukup tinggi dengan risiko yang relatif rendah? Perkenalkan, sebuah “investasi” skill antirugi: belajar bahasa asing!

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi kegiatan belajar bahasa asing. Ada teman Jenius yang belajar bahasa asing karena rutin nonton drama/serial, ada yang membutuhkan sertifikat untuk melanjutkan studi di luar negeri, dan ada yang ingin berkomunikasi dengan baik dengan keluarga pasangan yang gak bisa berbahasa lain.

Alasan boleh beragam, tapi hasilnya di ujung akan sama lho. Ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan dengan belajar bahasa asing. Mulai dari mengisi waktu luang (hayo, siapa di sini yang sering bosan gak tau mau ngapain?), mempermudah komunikasi (misalnya ketika traveling), hingga nilai tambahan di CV!

Berawal dari Belajar Sendiri/Autodidak

Dari nge-fans dengan idol, jadi pengin belajar bahasanya. Dari suka kebudayaannya, jadi pengin cari tau lebih lanjut akar budayanya. Mulai tertarik untuk mempelajari bahasa asing pilihanmu setelah sering dengar melalui berbagai program hiburan? Yuk, coba pelajari!

Buat yang baru mau coba-coba, kamu bisa belajar bahasa asing lewat online course provider, seperti Coursera, Udemy, dan situs lainnya. Manfaatkan akses belajar gratisnya untuk mengetes apakah kamu benar-benar tertarik belajar dan mendalami bahasa tersebut.

Menurut beberapa teman Jenius, mencoba mempelajari bahasa asing lewat aplikasi sekaligus online course provider terhitung cukup mumpuni. Dengan course yang berdurasi rata-rata 5 minggu, kamu bisa mendapatkan materi dasar atau perkenalan terhadap bahasa asing pilihanmu.

Nantinya, bila kamu merasakan manfaat dari belajar hal-hal dasar mengenai bahasa asing pilihanmu, kamu bisa membayar course pilihanmu agar bisa mendapatkan sertifikat atas kelas yang kamu ikuti. Lumayan lho untuk meningkatkan “nilai” portofoliomu di LinkedIn ;) Kemudian bila sudah mantap, kamu juga bisa melanjutkan proses belajar ke kursus yang lebih serius.

Alternatif lain untuk belajar secara autodidak, kamu bisa membeli audiobook atau buku cetak panduan belajar bahasa asing yang banyak di pasaran. Jangan lupa riset dulu kurikulum buku dan review penggunanya ya, agar proses belajarmu menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien.

Baca juga: Perdalam Pengetahuan Seputar Bisnis Lewat Situs Belajar Online

Ikut Kursus di Lembaga Pendidikan Bahasa

Saat ini, akses untuk belajar bahasa asing semakin mudah didapatkan. Ada banyak lembaga bahasa yang menawarkan kelas, baik online maupun offline. Kamu bisa memilih lembaga yang paling dekat dengan tempat tinggalmu, lembaga yang menawarkan kelas secara online, atau bahkan lembaga yang menawarkan biaya lebih ekonomis.

Selain lembaga bahasa mandiri maupun lembaga yang terafiliasi dengan program bahasa salah satu perguruan tinggi negeri, ada juga program kursus bahasa asing yang disediakan kedutaan dan pusat kebudayaan negara tertentu. Sebagai contoh, kamu bisa belajar bahasa Prancis di Institut Français d'Indonésie (IFI), bahasa Belanda di Erasmus Huis, bahasa Jerman di Goethe Institut, bahasa Jepang di Japan Foundation, bahasa Korea di Korean Cultural Center, bahasa Rusia di Pusat Kebudayaan Rusia, atau bahasa Polandia melalui kedutaannya.

Menurut Shintya Felicitas, teman Jenius yang pernah belajar bahasa Jerman, Spanyol, Prancis; dan saat ini sedang belajar bahasa Polandia dan Mandarin, dia memilih ikut kursus formal. Shintya merasa, fondasinya memang harus dibangun oleh profesional, apalagi bila bahasa yang dipelajari memiliki struktur dan tata bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia/Inggris.

Ikut kursus di lembaga bahasa juga memiliki kelebihan lain. “Keberadaan teman-teman sekelas dapat membuat kita saling berlatih lewat dialog-dialog,” kata Arya Satya, teman Jenius yang sedang mengikuti kursus bahasa Jerman. PR-nya tinggal pintar-pintar mencari waktu belajar yang pas. Apalagi untuk kamu yang punya pekerjaan penuh waktu. Kamu bisa memilih kursus yang menawarkan kelas malam atau akhir pekan.

Baca juga: Budgeting Bagi Lima ala Li Ka-Shing

Memanfaatkan Hasil Belajar Bahasa Asing

“Aku mikirnya, belajar bahasa adalah investasi yang gak ada ruginya. Selain pasti terpakai, (bahasa asing) bisa bikin pengetahuan kita juga semakin kaya,” kata Yuniar Budiarti, teman Jenius yang sedang memperdalam bahasa Korea langsung di Seoul selama satu tahun.

Seperti yang sudah Jenius sebutkan, soal return investasi belajar bahasa ini benar-benar terjadi lho. Yuniar punya ceritanya. Berawal dari ketertarikannya terhadap bahasa dan budaya Korea saat SD, ketika kuliah Yuniar memutuskan untuk lebih serius mempelajari bahasa Korea. Setelah rajin kursus dan ikut ujian, Yuniar mencoba mendaftar program beasiswa untuk belajar di Korea Selatan. Dan ya, sekarang Yuniar sedang memetik hasil "investasi" yang dibuatnya sejak 10 tahunan lalu.

Teman Jenius, setelah belajar bahasa asing selama beberapa periode, kamu bisa mengambil ujian khusus untuk mengetahui level kemampuan berbahasa asingmu. Bila hasilnya baik, nantinya kamu juga bisa memanfaatkan hasil belajar bahasa tersebut, seperti Yuniar yang sekarang bercita-cita menjadi dosen bahasa Korea, atau Arya yang sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi di Jerman.

Oh ya, manfaat belajar bahasa asing juga dapat dirasakan secara gak langsung. Milanda Afratya, teman Jenius yang pernah belajar bahasa Belanda, merasa mempelajari bahasa asing dapat memberikan banyak wawasan baru dan pengetahuan tambahan. Contohnya, kebiasaan hidup sebuah kelompok masyarakat, budaya di negara tersebut, dan masih banyak lagi.

Tips Jenius Belajar Bahasa Asing

Ada beberapa tips dari empat teman Jenius yang sudah berbagi cerita, yang mungkin bisa dipertimbangan sebelum dan saat belajar bahasa asing:

  • Kalau mau serius, sebaiknya jangan hanya belajar secara autodidak. Karena belajar autodidak punya kekurangan, seperti kemungkinan salah kaprah dengan maksud kalimat, tata bahasa, dan kata itu sendiri.
  • Belajar bahasa asing gak semudah mempelajari bahasa ibu kita sendiri. Sebaiknya, pilihlah tempat belajar yang baik dan mumpuni.
  • Aktiflah berpartisipasi saat belajar di kelas, meskipun ragu atau takut salah.
  • Rajin-rajinlah riset dan mencari informasi biaya dan tempat kursus. Asal jago riset, teman Jenius dapat menemukan program belajar yang biayanya masih affordable, sekaligus punya reputasi baik.
  • Cari "sparring partner" yang bisa diajak latihan/praktik secara berkala. Misalnya teman yang sama-sama ikut kursus, bisa diajak untuk menggunakan bahasa asing yang dipelajari tiap telepon atau chat.
  • Tanpa latihan, apa yang sudah dipelajari akan sangat mudah terlupakan. Ada banyak metode latihan yang fun, seperti berdialog, mendengarkan, membaca, hingga menyanyikan lagu dengan bahasa asing yang kamu pelajari.
  • Manfaatkan aplikasi-aplikasi bebas biaya di handphone—seperti Duolingo dan Memrise—untuk latihan setiap hari, di luar waktu dan program kursus.

Baca juga: 11 Ide Tabungan Jangka Pendek untuk Tahun 2021

Belajar bahasa asing gak cuma butuh niat dan ketekunan, tapi juga budget. Kalau serius, gak ada salahnya kalau kamu menyiapkan budget-nya dari uang saku (buat kamu yang masih kuliah) atau sebagian dari penghasilan. Setiap term belajar, teman Jenius bisa membuat Dream Saver baru untuk mengumpulkan budget kursus bahasa. Dengan menabung mulai dari Rp300.000 per bulan selama 3 bulan, kamu bisa membiayai sendiri kursus bahasa yang kamu inginkan. Kalau saat ini ada budget traveling, atau dine-in yang jarang dipakai, bisa juga lho kamu pakai untuk tabungan ini.

Sekarang… bagaimana kalau kita ramai-ramai belajar bahasa asing? Teman Jenius mau belajar apa—bahasa Mandarin, Korea, Jepang, Belanda, Prancis, Thailand, atau bahasa lainnya? Selain dapat kegiatan baru yang menyenangkan, produktif, dan bikin semangat saat pandemi begini—syukur-syukur bisa bermanfaat juga nantinya! Sharing-sharing yuk dengan teman Jenius dan Co.Creators lain pada forum di situs Jenius Co.Create.

Mau Jenius bantu untuk mengumpulkan budget belajar bahasa asing? Download dan aktivasi Jenius sekarang.


Artikel lainnya