Mau Bisnis Berkembang? Coba Atur Harga dengan 8 Strategi Unik Ini!

writter Fifi Nurfitrianti

Punya bisnis memang harus jeli mengatur strategi biar makin berkembang. Salah satu strategi yang perlu dilakukan adalah trik “memainkan” harga dari barang-barang yang kamu jual.

Eits, gak perlu takut… maksud dari “memainkan” ini bukan cara curang kok, melainkan strategi unik untuk meningkatkan penjualan. Makanya, kenalan dulu yuk sama yang namanya psychological pricing atau harga psikologis.

Harga psikologis adalah strategi pemasaran yang berdasarkan teori bahwa harga-harga tertentu memiliki dampak psikologis yang membuat keputusan konsumen untuk beli menjadi lebih besar. Nah, ini bisa jadi cheat list kamu nih biar orang-orang makin tertarik untuk beli produkmu dan membuat bisnismu makin berkembang.

Penasaran apa saja strategi harga psikologis yang bisa kamu coba?

Strategi #1: Beli 1 Gratis 1

Pasti teman Jenius sudah gak asing sama hal yang satu ini! Yes, beli 1 gratis 1 atau buy one get one yang biasa dikejar sebagai harga promo ternyata termasuk strategi harga psikologis.

Strategi ini membuat konsumen membayar satu barang untuk mendapatkan satu barang dengan gratis. Strategi ini bisa kamu pakai di beberapa kondisi untuk menarik pembeli, misalnya saat launching bisnis atau mau menghabiskan stok barang (lama atau out of season) yang tersedia.

Strategi #2: Berkreasi dengan Diskon

Kalau strategi beli 1 gratis 1 dirasa terlalu berat dan berpotensi membuatmu rugi, kamu bisa coba diskon lainnya. Misalnya, beli 2 dapat 3, beli 2 diskon 50%, dan lainnya.

Intinya, kamu bisa berkreasi dalam membuat diskon sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Asal hitung dulu semua opsi dan sesuaikan dengan kemampuan bisnismu ya. Jangan sampai setelah kasih promo, eh kamu malah rugi. 🙁

Baca juga: Hindari 5 Kesalahan Finansial Ini Saat Berbisnis

Strategi #3: Maksimalkan Waktu Penawaran yang Terbatas

Buat yang sering belanja di e-commerce, pasti sudah gak asing sama yang namanya flash sale, kan? Nah, flash sale termasuk dalam strategi FOMO (Fear of Missing Out) nih, yang bisa memberikan “rasa gelisah” ke konsumen terhadap barang yang dijual.

Sistem flash sale atau promo terbatas lainnya akan membuat pembeli semakin terdorong untuk melakukan pembelian lebih cepat dalam batas waktu yang diberikan. Jadi, targetmu menghabiskan barang bisa lebih cepat tercapai deh!

Strategi #4: Stok Terbatas atau Limited Edition

Gak hanya batasan waktu, kamu juga bisa gunakan strategi FOMO dengan memanfaatkan stok terbatas atau limited edition untuk meningkatkan keputusan pembelian. Seperti brand fashion asal Amerika Serikat, Supreme, yang menggunakan trik limited edition atau kelangkaan sebagai strategi pemasarannya.

Sang pendiri, James Jebbia, mengatakan, “Jika kami bisa menjualnya 600 buah, kami akan memproduksinya 400 buah.” Bahkan, tokonya membuat aturan jika ada yang ingin membeli produk lebih dari satu maka harus mengantre lagi sesuai jumlah barang yang ingin dibeli.

Hasil dari strategi limited edition, akan ada banyak orang yang menunggu-nunggu dan penasaran terhadap produk yang ditawarkan, bahkan tanpa harga promo sekalipun. Strategi ini juga menimbulkan kesan eksklusif pada barang yang dijual. Bisa kamu sontek nih buat mengembangkan bisnismu!

Baca juga: 6 Tips Mengembangkan Bisnis Online untuk Pemula

Strategi #5: Gunakan Angka “9” Pada Harga Jual

Strategi ini dikenal juga dengan nama charm pricing, di mana harga yang diberikan memengaruhi pembeli merasa bahwa harganya lebih murah. Caranya adalah menurunkan harga sebesar Rp1 hingga muncul angka “9” atau “999” di ujung harga jual yang sudah ditetapkan.

Contohnya, barang seharga Rp199 ribu akan terasa lebih murah dibandingkan Rp200 ribu. Hal ini terjadi karena pembeli melihat angka awal adalah “1” yang membuat anggapan bahwa Rp199 ribu masih masuk ke dalam range harga Rp100 ribu, yang mana lebih murah dari Rp200 ribu.

Tim riset di Universitas Chicago dan Institut Teknologi Massachusetts melakukan eksperimen dengan menjual baju wanita dengan harga $34, $39, dan $44. Hasilnya, baju dengan harga $39 terjual lebih banyak. Hal ini merupakan temuan yang menarik, karena baju seharga $39 menjadi favorit padahal masih ada harga yang lebih murah.

Strategi #6: Buat Harga yang Bulat

Kebalikan dari strategi angka 9, ternyata angka yang bulat (seperti Rp100 ribu) lebih mudah diproses oleh pembeli dibandingkan harga ganjil (seperti Rp123 ribu).

Karena ternyata, harga bulat lebih mudah diproses oleh pikiran pembeli dan menimbulkan perasaan yang tepat bagi konsumen untuk membeli barang tersebut.

Berdasarkan studi dari Zhang dan Wadhwa, ditemukan bahwa pembeli lebih tergugah untuk beli sampanye di harga $40,00 dibandingkan $39,72 atau $40,28. Maka dari itu, kamu bisa meninggalkan harga-harga “receh” yang ditetapkan di barang yang kamu jual ya!

Baca juga: Berbisnis atau Gak? Cek Kecocokanmu Sekarang

Strategi #7: Perbandingan Harga Murah dan Standar

Dikenal sebagai comparative pricing, strategi ini dilakukan dengan menawarkan dua produk dengan kualitas yang sama tapi harga salah satu produk dibuat lebih menarik untuk dibeli.

Strategi ini biasanya dilakukan toko retail dengan menampilkan dua produk yang memiliki kesamaan kualitas dan kegunaan. Misalnya, sebuah perusahaan mengeluarkan dua kemeja dengan model dan kualitas yang sama, tapi berbeda nama atau merek. Dengan competitive pricing, kedua kemeja tersebut diberi harga yang berbeda. Kemeja A diberi harga Rp200 ribu, sementara kemeja B diberi harga Rp150 ribu.

“Ada harga, ada kualitas” selalu tertanam di otak pembeli. Maka, secara gak sadar pembeli akan membeli kemeja dengan harga yang lebih mahal dengan alasan kualitas yang lebih baik. Cerdik, bukan?

Strategi #8: Strategi Decoy Effect

Buat kamu yang sering beli Starbucks, pasti sudah gak asing deh sama ukuran minumannya. Ada tall, grande, dan venti—nah, ukuran minuman ini menerapkan strategi decoy effect.

Decoy effect adalah sebuah trik psikologis yang membuat pembeli cenderung mengganti pilihan di antara dua opsi ketika ada opsi ketiga yang gak seimbang.

Contohnya di Starbucks, jika hanya ada dua pilihan yakni tall dan grande, kemungkinan besar pembeli akan memilih tall karena dirasa grande lebih mahal. Namun, dengan adanya opsi venti, maka pembeli akan cenderung memilih grande karena dirasa paling ideal—gak banyak atau sedikit—dan lebih murah.

Baca juga: Berbisnis atau Gak? Cek Kecocokanmu Sekarang

Nah, itu 8 strategi unik bisnis yang bisa kamu terapkan dalam menetapkan harga jual dari produk. Kamu bisa coba lakukan trial and error sampai mendapatkan strategi yang cocok untuk bisnismu.

Kalau sudah tau strategi yang cocok untuk bisnismu, kini kamu tinggal mengelola bisnismu dengan lebih mudah lewat Bisniskit by Jenius. Karena bisnis yang sukses gak hanya bergantung sama strategi aja, tapi juga pengelolaan yang baik dan efektif.

Aplikasi Bisniskit by Jenius akan membantumu memantau perkembangan bisnismu dengan berbagai fitur yang dimiliki, mulai dari pencatatan produk, histori pemasukan dan pengeluaran, pendataan, dan pengelolaan toko.

Selain itu, kamu juga bisa buat akun bisnis Jenius untuk memisahkan pengaturan keuangan usaha dan keuangan pribadi. Jadi, bisnismu makin siap untuk berkembang! Tunggu apa lagi?

Artikel lainnya