Dapatkan Inspirasi Memulai Bisnis dari Aesthetic Pleasure

writter Sefina Fadrin

Zaman sekarang, perempuan bekerja adalah hal normal, karena gender bukanlah penghalang untuk melakukan apa yang kita inginkan. Entah masih single, ataupun sudah berkeluarga, kesempatan untuk bekerja, berkarya, hingga berbisnis sangat mungkin dilakukan.

Ada banyak perempuan tangguh di balik bisnis-bisnis sukses. Salah satunya adalah Putri J. Ghariza, yang biasa dipanggil Putri, creative director dari salah satu brand fashion lokal, Aesthetic Pleasure.

Aesthetic Pleasure adalah sebuah brand lokal yang memproduksi pakaian wanita, juga tas berbahan dasar kulit, yang debut pada tahun 2013 silam. Aesthetic Pleasure diperkenalkan kepada publik untuk pertama kalinya melalui show Projekt 00, di Cleo Fashion Award, Jakarta Fashion Week 2013.

Putri merilis koleksi Aesthetic Pleasure yang unik dan inovatif setelah menyelesaikan studinya dalam bidang desain grafis. Bila diperhatikan, latar belakang pendidikan Putri cukup tecermin karya-karyanya yang mengandung unsur dan tema musik serta art design.

Bagaimana sih perjalanan Putri hingga menjadi female entrepreneur muda? Yuk simak ceritanya!

Bisnis dimulai karena adanya peluang dan passion

Menyukai fashion dan styling adalah alasan utama Putri memulai bisnis Aesthetic Pleasure. Ide bisnis fashion ini muncul ketika Putri menempuh pendidikan di Bandung yang memiliki banyak tempat untuk desain dan produksi pakaian. Melihat peluang bagus, Putri kemudian mencoba membuat pakaian menggandeng salah satu vendor.

Aesthetic Pleasure hadir dengan koleksi yang cukup eksklusif. Masing-masing koleksinya paling banyak memiliki 20 tampilan. Desainnya sendiri mengandung unsur grafik dan youth culture yang sangat mencolok. Bagi customer, inilah salah satu kelebihan produk karya bisnis lokal: modelnya unik dan gak banyak orang yang memilikinya alias gak pasaran!

Pada periode awal, seluruh urusan bisnis Aesthetic Pleasure diarahkan dan dipegang sendiri oleh Putri. Mulai dari urusan riset, desain—baik yang menggunakan sketch maupun technical drawing, produksi, hingga pekerjaan administratif seperti mengantar pesanan ke kurir. Di sini, skill multitasking Putri diuji dan terasah hingga tahun 2015.

Setelah dua tahun berlalu, brand Aesthetic Pleasure semakin dikenal. Meningkatnya jumlah pembeli membuat Putri kewalahan mengerjakan semuanya sendiri. Putri kemudian memutuskan untuk mempekerjakan dua orang sebagai tim warehouse dan sales manager untuk membantunya.

Baca juga: 3 Pertanyaan tentang Memulai Bisnis

Promosi secara natural

Putri mengaku, promosi Aesthetic Pleasure dilakukan secara natural dan cukup personal. Makanya, kegiatan promosinya dipilih berdasarkan apa yang Putri suka. Sebagai tahap awal, promosi Aesthetic Pleasure berfokus di media sosial, khususnya Instagram.

Pada tahun 2013, Putri gak kepikiran bekerja sama dengan social media influencer. Hingga suatu waktu, Putri menghubungi seorang artis asal Melbourne yang dia sukai. Iseng-iseng, Putri mengirimkan salah satu koleksinya. Gak disangka, artis tersebut jatuh cinta dengan koleksi Aesthetic Pleasure hingga mengunggahnya di Instagram.

Dengan semangat yang terpompa, kegiatan promosi Aesthetic Pleasure terus berlanjut. Putri juga menyusun strategi untuk marketing, salah satunya dengan melakukan photo shoot yang lebih serius sebagai konten media sosial. Agar menghemat pengeluaran, Putri mengajak teman dan tim dari Aesthetic Pleasure sebagai model.

Bisa teman Jenius lihat, ide promosi dan marketing Putri cukup sederhana dan dapat dilakukan tanpa biaya besar. Trik ini mungkin banget dicontoh untuk diadaptasi sesuai dengan profil bisnis teman Jenius.

Baca juga: Berbisnis atau Gak? Cek Kecocokanmu Sekarang

Terus berpikir kreatif

Menurut Putri dan tim, hal terpenting dalam promosi adalah menjadi kreatif. Sebisa mungkin, jangan membuat hal yang sama seperti brand lain. Jika brand A membuat suatu campaign, kita harus bisa membuat yang berbeda.

Salah satu hal yang pernah dilakukan Aesthetic Pleasure adalah campaign bersama Mood Jakarta, sebuah studio yoga di Jakarta. Kolaborasi ini menghasilkan campaign “self-compassion 5 day challenge” yang mengajak orang-orang agar dapat menyayangi dirinya sendiri. Mereka juga mengadakan rangkaian acara seperti workshop dan meditasi yang berfokus pada self-improvement.

Tips dari Putri: jangan hanya mengikuti tren yang sedang hype saja, tapi coba gali hal-hal lain. Contohnya, kamu bisa mengajak dan menggerakkan komunitas. Dengan begini, bisnismu gak hanya menjual produk, tapi juga mengajak pembeli mengikuti kegiatan-kegitan positif.

Baca juga: 6 Tips Mengembangkan Bisnis Online untuk Pemula

Siap menghadapi tantangan

Berbisnis pasti memiliki banyak tantangan. Tantangan yang harus dihadapi sehari-hari adalah bersaing dengan berbagai kompetitor. Apalagi kini makin banyak brand lokal yang memiliki potensi untuk berkembang pesat.

Namun menurut Putri, tantangan paling besar adalah ketika pandemi COVID-19 melanda. Sales menurun, kemudian banyak campaign dan event yang gak bisa terlaksanakan. Saat itu, Putri sebagai pemilik bisnis dipaksa keadaan untuk berpikir lebih dalam tapi tetap kreatif. Pertanyaannya saat itu ada dua: apa produk yang harus berhenti produksi, dan apa produk pengganti yang dibutuhkan pembeli. Hal ini perlu dilakukan cepat dengan meriset target pasar.

Baca juga: 5 Strategi Bisnis Ria Sarwono dan CottonInk Menghadapi Pandemi

Aesthetic Pleasure bersama Jenius

Selain tantangan eksternal, ada juga tantangan internal dalam mengembangkan bisnis. Berbicara mengenai administrasi, Putri bercerita bahwa dulu semua pendataan keuangan bisnis dilakukannya secara manual. Lama-kelamaan, karena merasa kesulitan dan ribet, Putri mencoba menggunakan akun bisnis dan aplikasi Bisniskit by Jenius.


Menurut Putri, Jenius untuk bisnis sangatlah praktis karena berbentuk aplikasi di smartphone. Untuk urusan kas, seluruh transaksi dapat dicek langsung kapan pun dan di mana pun. Sementara untuk urusan sales, seluruh data penjualan mudah diakses untuk menganalisis keseluruhan bisnis. Melalui Bisniskit, Putri bisa memantau jumlah stok barang yang tersedia dan produk yang kurang diminati pembeli secara real time karena adanya fungsi kasir penjualan yang terhubung.

Baca juga: Kesulitan Mengatur Keuangan Bisnis? Ikuti Cara Ini!

Itulah cara Putri dan Aesthetic Pleasure melakukan bisnisnya. Kamu juga bisa mengikuti jejak Putri dan women entrepreneur lain yang sukses berkarya sesuai passion lho. Coba pikirkan bisnis apa yang benar-benar ingin kamu kerjakan, dan carilah jalan untuk memulainya.

Jangan lupa, #adajenius yang siap membantumu mewujudkan impian menjadi pebisnis andal. Kunjungi laman blog Jenius yang akan terus memberikan inspirasi bisnis dan gunakanlah akun bisnis serta aplikasi Bisniskit by Jenius sebagai partner yang siap memudahkanmu mengembangkan bisnis.

Belum punya Jenius sebagai aplikasi keuanganmu? Yuk bikin akun bisnismu sekarang.


Artikel lainnya