Atur Keuangan Pengantin Baru dengan 7 Langkah Finansial Ini!

writter Fifi Nurfitrianti

“Hari gini, cinta doang mah gak cukup buat bayar cicilan rumah dan mobil!”

Menikah dan menjadi pengantin baru memang momen yang luar biasa bahagianya. Hidup berdua dengan pasangan menjadi sebuah langkah menuju babak baru dalam kehidupan. 👩‍❤️‍👨

Sebagai pengantin baru, kamu perlu mempertimbangkan pendapat pasanganmu juga di segala aspek, gak terkecuali masalah finansial. Karena realitasnya, urusan finansial adalah salah satu sumber yang menjadi masalah bagi para pasangan suami-istri.

Untuk itu, pasangan yang baru menikah perlu mempersiapkan perencanaan keuangan yang tepat dalam membangun rumah tangganya. Berikut langkah finansial atau financial checklist yang perlu kamu dan pasangan lakukan setelah menjadi pengantin baru!

Financial Checklist #1: Sharing Mengenai Keuangan dan Aset Masing-Masing

Sebagai pengantin baru, transparan dengan kondisi keuangan—baik kepemilikan aset dan utang—menjadi salah satu kunci untuk membuat hubungan awet.

Antara kamu dan pasangan, mulai catat berapa gaji dan pengeluaran masing-masing tiap bulannya. Catat juga aset yang dimiliki baik tabungan dan investasi (reksa dana, saham, emas, dll), pinjaman, tagihan yang harus dibayar tiap bulan, serta tanggungan—jika ada.

Dengan melihat keseluruhan kondisi keuangan tiap bulan, kamu juga bisa berdiskusi bersama pasangan mengenai pemberian uang bulanan ke tanggungan—baik orang tua, adik, dan lainnya.

Baca juga: Perspektif Setara dalam Perencanaan Keuangan Rumah Tangga

Dalam agama, memberi sebagian nafkah ke orang tua atau tanggungan sangat diperbolehkan. Namun, lihatlah kondisi orang tua dan mertua terlebih dahulu, dan jangan paksakan kalau kondisi keuangan kalian sendiri sedang gak lancar.

Gak harus cash, sebagai alternatif kamu juga bisa membantu dalam bentuk kebutuhan rumah tangga, seperti sembako atau bayar tagihan listrik. Intinya, komunikasikan terlebih dahulu bersama pasangan.

Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah awal bagi kamu dan pasangan untuk mengatur budget yang harus dikeluarkan tiap bulannya. Terbuka dan realistis terhadap kondisi keuangan juga bisa menumbuhkan rasa percaya pada pasangan dan terhindar dari pertengkaran mengenai keuangan.

Lewat tahap ini, kamu juga bisa menentukan mengenai perjanjian pisah harta—jika dibutuhkan—dengan pasangan. Sebenarnya, hal ini juga bisa dibahas tepat sebelum menikah, agar hidup sebagai pengantin baru bisa lebih mudah. Namun, jika belum sempat, mengomunikasikannya bersama pasangan setelah menikah bisa membantu masalah keuangan yang dialami lebih awal.

Baca juga: Lakukan Financial Checklist Berikut Sebelum Menikah

Financial Checklist #2: Tentukan Rekening Utama yang Jadi Sumber Dana

Setelah menikah dan tinggal bersama pasangan, banyak dokumen yang perlu diubah karena status yang berubah—seperti KK (Kartu Keluarga), KTP (Kartu Tanda Penduduk), atau NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Tetapi, gak hanya itu, kamu juga perlu menentukan bagaimana penentuan rekening yang akan digunakan sebagai rekening utama rumah tangga. Pada umumnya, pasangan melakukan satu di antara tiga pilihan ini:

  • menggabungkan uang ke satu rekening,
  • terpisah ke rekening pribadi, atau
  • buat satu rekening baru untuk menjadi rekening utama—tapi tetap memiliki rekening pribadi.

Namun, hal ini dikembalikan lagi pada keputusan kamu dan pasangan. Apa pun pilihannya, setidaknya kamu harus membicarakan masalah ini agar pengelolaan anggaran rumah tangga jadi lebih lancar dan terbuka.

Financial Checklist #3: Kelola Budget Bersama

Setelah menikah, satu hal yang wajib dilakukan adalah: mengelola budget bersama pasangan.

Dari catatan yang dibuat mengenai pinjaman, tagihan, atau tanggungan di awal checklist, kamu bisa turunkan ke pos-pos pengeluaran setiap bulannya. Kamu harus menyepakati mulai dari siapa yang bertanggung jawab atas tagihan A/B/C, kapan harus bayar ini-itu, dan bagaimana porsi pembagian income yang masuk.

Karena budget dikelola bersama, maka jika ada perubahan atau tambahan pengeluaran sekecil apa pun, maka pasangan juga perlu tau. Gak mau kan berantem gara-gara curiga masalah uang?

Biar lebih transparan, kamu bisa share seluruh transaksi yang terjadi—termasuk juga daftar subscription online yang dimiliki—lewat laporan keuangan yang bisa diakses bersama. Ini bisa menjadi solusi untuk memantau cash flow rumah tangga, sehingga gak terjadi miskomunikasi antar pasangan.

Selain itu, kamu juga bisa berdiskusi mengenai pembagian tanggung jawab antara suami-istri. Seperti yang teman Jenius, Farchan lakukan, sebagai suami-istri yang sama-sama bekerja, mereka sepakat mengaturnya seperti ini: semua penghasilan suami masuk ke dalam tabungan agar cepat melunasi KPR, sementara uang istri digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Cek Daftar Subscription di Fitur In & Out

Financial Checklist #4: Atur Strategi Mencapai Tujuan Keuangan Bersama

Kalau pas pacaran tujuannya masih sendiri-sendiri, setelah menikah pasti bakal punya tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama-sama.

Apakah mau punya rumah sendiri? Punya anak? Mempersiapkan dana pensiun? Atau keliling dunia? Apa pun tujuannya, semua harus dikomunikasikan dengan pasangan.

Sebagai pasangan muda, kamu bisa buat list tujuan keuangan bersama dan membaginya dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Setelah itu, mulai menyepakati tentang prioritas tujuan yang ingin diraih, berapa dana dan waktu yang dibutuhkan, hingga cara yang mau digunakan untuk mencapainya.

Misalnya, kamu butuh motor demi menghemat waktu saat pergi bekerja. Kamu dan pasangan akhirnya sepakat untuk menabung Rp2 juta per bulan untuk beli motor. Biar gak lupa sama tujuan yang jadi prioritas, kamu bisa menabung dengan jumlah dan tanggal yang sama tiap bulannya. Dengan konsisten menabung, maka kamu akan semakin dekat untuk meraih impianmu.

Pada dasarnya, semua tujuan yang mau diraih perlu melalui kesepakatan antar pasangan sebagai langkah kecil untuk menjalani tujuan keuangan bersama.

Financial Checklist #5: Siapkan “Dana Anak”

Nah, ini nih yang jadi sering jadi pertanyaan penting tiap ada kumpul keluarga: “Kapan punya anak?”

Karena memiliki anak butuh tanggung jawab yang besar, kamu bisa mulai berdiskusi dengan pasangan mengenai hal ini. Mulai dari berapa anak yang ingin dimiliki, bagaimana pola asuh dan pendidikannya, dan yang paling penting adalah kesiapan pasangan.

Karena siap punya anak berarti kamu siap juga dengan pengeluaran yang harus kamu sisihkan demi sang buah hati. Jadi, harap dibicarakan matang-matang dengan pasanganmu, ya. 👨‍👩‍👧‍👦

Baca juga: Merencanakan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini

Financial Checklist #6: Susun Rencana Beli Rumah

Kebutuhan tempat tinggal setelah menikah menjadi hal yang cukup krusial. Karena banyak masalah yang muncul dari ketidaksiapan pasangan mengenai masalah tempat tinggal.

Maka dari itu, komunikasikan dengan pasangan: mau kontrak atau beli rumah? Hal ini perlu dibahas dari awal sehingga dapat menentukan langkah finansial selanjutnya yang akan dilakukan dengan lebih matang.

Misalnya, kamu dan pasangan sepakat mau beli rumah di kota A. Lalu, kamu dan pasangan menyusun strategi untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan mengumpulkan biaya DP rumah dengan investasi reksa dana.

Jadi, pas ditanya mertua terkait rumah, kamu sudah punya rencana matang yang bisa dikasih tau deh. 🙌🏻

Baca juga: Siapkan Uang Muka Properti Pertama Mulai Sekarang

Financial Checklist #7: Pertimbangkan Membeli Asuransi

Membeli asuransi adalah salah satu langkah yang patut dipertimbangkan oleh para pengantin baru. Mulailah dari cek kebutuhan asuransi kesehatan atas nama masing-masing, lalu asuransi jiwa.

First things first, pastikan kamu dan pasangan sudah memiliki BPJS Kesehatan. Kemudian, jika kamu bekerja, perlu dicek apakah premi dan nilai pertanggungan asuransi kesehatan yang disediakan oleh kantor sudah cukup. Jika dirasa belum, kamu bisa pertimbangkan untuk membeli asuransi kesehatan swasta.

Setelah asuransi kesehatan terpenuhi, kini kebutuhan akan asuransi jiwa perlu dipertimbangkan. Apalagi kalau kamu adalah pencari nafkah utama, asuransi jiwa memberikan proteksi kepada kondisi finansial keluarga jika sewaktu-waktu pemegang polis meninggal dunia.

Namun, pilih dengan cermat mengenai asuransi jiwa yang akan dipilih—apakah term life atau whole life insurance. Selain itu, hitung besaran uang pertanggungan yang kira-kira dibutuhkan lalu sesuaikan dengan produk dan premi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhanmu kelak.

Baca juga: Sudah Berusia 30 Tahunan? Lihat Langkah Finansial yang Bisa Kamu Lakukan Ini

Memang, membangun rumah tangga gak semudah yang banyak dibayangkan orang. Karena menyatukan pikiran dari dua kepala yang berbeda itu gak mudah—apalagi untuk pengantin baru.

Semoga langkah finansial/financial checklist ini bisa membantumu meraih langkah kecil dalam menuju kehidupan rumah tangga yang bahagia ke depannya ya. Dengan perencanaan keuangan yang tepat juga, kamu bisa mencapai kebebasan finansial di masa depan nanti.

Atur Keuangan Pengantin Baru dengan 7 Langkah Finansial Ini!

Intinya, keterbukaan adalah kunci pasangan untuk dapat berkomunikasi dan menghasilkan hubungan yang sehat. Kini perjalanan hidup babak barumu sebagai pengantin baru sudah dimulai!


Artikel lainnya