7 Checklist yang Perlu Dilakukan Sebelum Pensiun

writter Fifi Nurfitrianti

Adakah teman Jenius yang sudah mulai memikirkan rencana pensiun?

Pensiun, sama seperti life cycle lainnya, memerlukan persiapan yang tidak sedikit. Bayangkan kamu akan hidup selama belasan hingga puluhan tahun tanpa bekerja “normal” seperti yang sudah terjadi 30-40 tahun belakangan.

Biar rencana pensiun kamu lancar dan masa pensiun jadi lebih tenang dan bahagia, Jenius akan mencoba memberikan gambaran, apa saja sih yang perlu disiapkan siapa pun yang hendak pensiun?

Checklist #1: Rencanakan Waktu Pensiun

Pada dasarnya, ada dua jenis pensiun yang banyak dikenal. Pertama, pensiun normal apabila seseorang mencapai usia tertentu (batas usia pensiun per 1 Januari 2019 menurut undang-undang adalah 57 tahun). Kedua, pensiun yang dipilih sendiri, biasanya lebih dini daripada usia yang ditetapkan.

Rencanakanlah waktu pensiun sesuai dengan keinginan dan kebutuhanmu. Kemudian, tentukan apa saja rencanamu untuk pensiun—tinggal di mana, berkegiatan apa, dan lainnya. Imajinasikan kehidupan pensiun yang ingin kamu jalani. Nantinya, hal ini akan menjadi langkah pertama dari proses pensiun dan dasar pertimbangan untuk keputusan-keputusan besar yang perlu diambil.

Checklist #2: Lunasi Seluruh Utang

Salah satu financial checklist untuk kamu yang berusia 40 tahunan adalah atur rencana melunasi seluruh utang. Nah kalau kamu sudah akan pensiun, bukan hanya rencana yang dibutuhkan, tapi pelunasan 100%. Semakin dekat waktu pensiun, kamu sudah harus memastikan bahwa utang-utangmu—yang besar maupun kecil—sudah lunas dan tidak akan mengganggu masa pensiunmu.

Baca juga: Financial Checkup: Keuangan Gak Sehat Karena Cicilan Rumah

Checklist #3: Hitung Kembali dan Revisi Kebutuhan Dana Bulanan Saat Pensiun dengan Data Terkini

Idealnya, dana pensiun sudah mulai disusun portofolionya sejak mulai berpenghasilan. Perhitungan dulu saat mulai berinvestasi dan merevisi secara berkala pasti berbeda dengan kondisi terkini menjelang pensiun. Gaya hidupmu pasti berubah. Hitunglah apakah dana pensiun yang kamu butuhkan sudah sesuai dengan dana yang sudah tersedia?

Pada saat yang sama, kamu juga bisa mulai membuat budgeting atau estimasi pengeluaran yang dibutuhkan selama mulai pensiun nanti. Apa saja kebutuhan bulanan yang diperlukan setelah pensiun? Apa saja biaya yang sudah tidak perlu diperhitungkan ketika sudah tidak bekerja? Perhitungan tambahan khusus untuk kamu yang berencana tinggal di panti werdha, berapa iuran bulanan atau tahunan yang perlu disetorkan?

Diskusikanlah topik ini dengan pasangan karena budget pensiun harus diperhatikan dengan saksama mengingat sumber penghasilan utama yang sudah tidak ada. Bila diperlukan, sesuaikan (downgrade) gaya hidup untuk menjaga kestabilan cash flow saat pensiun. Jangan bosan menghitung ya, agar kehidupanmu tetap dapat berjalan sesuai dengan cita-cita. Perhitungan dan perencanaan yang matang juga akan menghindarkan anak-anakmu dari situasi menjadi sandwich generation.

Baca juga: Hitung Perkiraan Dana Pensiun Kamu dengan The 4% Rule

Checklist #4: Pindahkan Dana Pensiun ke Instrumen yang Lebih Rendah Risiko

Beberapa tahun menjelang pensiun, ada baiknya bila kamu mulai memindahkan sebagian dana pensiunmu ke instrumen yang lebih rendah risiko. Realisasikanlah keuntungan apabila investasi tersebut sudah mencapai target yang kamu tentukan.

Bila 5-10 tahun sebelum memasuki masa pensiun karakter portofoliomu cukup agresif, kamu bisa mempertimbangkan untuk menyesuaikan portofolio dana pensiun menjadi lebih moderat atau bahkan konservatif. Semakin besar instrumen berisiko tinggi di portofoliomu, semakin tinggi kemungkinan fluktuasi nilai yang terjadi. Sehingga timing untuk keluar dan memindahkan dana pensiun tersebut ke instrumen yang lebih rendah risiko menjadi penting.

Baca juga: Cek Keuangan Tiap Awal Tahun

Checklist #5: Cek Seluruh Saldo Program Dana Pensiun yang Kamu Ikuti

Sebagai karyawan, biasanya ada benefit berupa tunjangan dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan (pemberi kerja). Ada perusahaan yang mengikutsertakan karyawannya dalam program dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) yang dikelola bank atau perusahaan asuransi. Ada juga perusahaan yang membentuk dana pensiun sendiri bagi seluruh karyawannya (DPPK—Dana Pensiun Pemberi Kerja). Selain itu, ada juga JHT (Jaminan Hari Tua) yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan.

Menjelang masa pensiun, cek seluruh saldo dalam berbagai program dana pensiun yang kamu ikuti. Pastikan gak ada program yang terlupakan, apalagi buat kamu yang pernah pindah kerja beberapa kali selama berkarier. Setelah itu, kamu bisa membuat strategi, di mana seluruh dana tersebut akan ditempatkan saat sudah cair/diklaim nanti.

Kamu dapat memilih instrumen berisiko rendah yang cocok untuk pensiunan, seperti deposito (Maxi Saver dari Jenius) atau obligasi pemerintah. Nantinya, bunga atau kupon bulanan dari investasi tersebut bisa kamu gunakan untuk membiayai kehidupanmu saat pensiun.

Baca juga: Cara Menghitung Nilai Kekayaan Bersih

Checklist #6: Rencanakan Pengelolaan Dana Pensiun

Dana pensiun adalah sebuah dana yang tak akan selesai diurus. Sebelum pensiun, kamu perlu menghitung dan mengumpulkannya sesuai kebutuhan. Lalu setelah pensiun, perlu direncanakan juga bagaimana pengelolaannya.

Biasanya, dana pensiun dikumpulkan dari berbagai macam instrumen keuangan dan investasi. Pertanyaan, saat semuanya dapat dicairkan pada saat yang bersamaan, di manakah kamu akan menempatkan dana besar tersebut? Bagaimana mengelola uang yang akan kamu butuhkan selama sisa hidup?

Makanya, sebelum benar-benar pensiun, ada baiknya bila kamu meriset dan merencanakan pengelolaan dana pensiun. Bila merasa perlu, kamu juga bisa mengonsultasikan hal ini dengan perencana keuangan independen. Pengelolaan dana pensiun sangatlah penting agar dana pensiun yang sudah kamu kumpulkan selama puluhan tahun dapat kamu nikmati secara optimal di hari tua.

Waspadai tawaran investasi bodong dan berbagai proposal bisnis yang terlihat menjanjikan ya. Ada banyak “predator” dana pensiun yang selalu siap memangsa para pensiun dengan iming-iming return investasi tinggi. Remember, there is no such thing as easy money. Hati-hati karena bila terjebak, aset berhargamu bisa sirna dalam sekejap.

Baca juga: Kesalahan-Kesalahan dalam Berinvestasi

Checklist #7: Ajukan Status Non-Efektif (NE) Wajib Pajak

Bila kamu tidak ada rencana berbisnis atau melakukan pekerjaan lepas lain setelah pensiun, jangan lupa mengajukan status Non-Efektif (NE) begitu resmi pensiun ya. Dengan begini, setelah pelaporan SPT Tahunan atas penghasilan terakhir yang kamu terima, kamu tidak perlu lagi melapor pada tahun berikutnya asal status NE sudah ditetapkan.

Baca juga: Siapkan Dana Pensiun dengan Compound Interest

Masa pensiun adalah saat yang wajib dinikmati! Setelah segala keribetan perencanaan pensiun, kamu juga harus membuat rencana bersenang-senang. Untuk itu, buatlah daftar hal yang ingin dilakukan beserta estimasi budget yang dibutuhkan. Selama kesehatan mengizinkan dan budget tersebut tidak mengganggu kebutuhan dana bulanan saat pensiun, you’re free to go and do it!

Financial Checklist 40 Tahunan

Lakukanlah kegiatan-kegiatan baru yang terlihat menarik. Bangunlah vila yang pernah diimpikan untuk tempat beristirahat. Pergilah ke negara-negara yang belum pernah kamu datangi. Nikmatilah makanan-makanan yang selalu dirindukan. Kunjungilah sanak keluarga dan teman-teman terkasih yang sudah lama tak dijumpai. Tidak lupa, temani anak, cucu, atau cicit di momen-momen penting mereka.

Jadi, apakah kamu berencana pensiun dalam waktu dekat? Download dan aktivasi sekarang untuk membantumu merencanakan pensiun.


Artikel lainnya