Financial Checkup: Pramugari Terkena Imbas Pandemi

writter Fifi Nurfitrianti

Tadinya, industri pariwisata sedang begitu menggeliat. Namun sejak terjadinya pandemi COVID-19, semuanya berubah. Gak cuma orang bepergian untuk jalan-jalan yang terkena imbas pandemi, tapi juga para pekerjanya, termasuk pramugari yang bekerja untuk maskapai penerbangan.

Pada financial checkup kali ini, ada seorang teman Jenius yang bekerja sebagai pramugari berniat mengecek kesehatan finansialnya. Dengan penyesuaian yang terjadi pada penghasilannya, perencana keuangan Metta Anggriani dari Anggriani & Partners akan mencoba membantu Fifi (bukan nama sebenarnya) mengecek kondisi keuangannya.

Baca juga: Financial Checkup: Menjadi Pengatur Keuangan Keluarga

Fifi Si Pramugari
Fifi adalah warga Indonesia yang bekerja sebagai pramugari di salah satu maskapai penerbangan asing. Sebagai bagian dari kontrak, saat ini Fifi ditempatkan di negara asal perusahaannya (home base). Keuntungannya, akomodasi dijamin sehingga Fifi gak perlu keluar uang untuk membayar sewa tempat tinggal, transportasi, juga listrik dan gas.

Pramugari memiliki penghasilan bulanan yang fluktuatif. Selain gaji pokok, ada komponen gaji yang dihitung sesuai dengan jadwal dan jam terbang yang berbeda setiap bulannya. Sejauh ini penghasilan Fifi berada pada rentang Rp23 juta hingga Rp35 juta.

Dengan penghasilan tersebut, Fifi mempraktikkan sistem budgeting campuran berdasarkan persen (50% untuk tabungan; 10% untuk orangtua) dan nominal (Rp3,5 juta untuk keperluan sehari-hari; Rp1 juta untuk biaya telekomunikasi; Rp500 ribu untuk biaya skincare; Rp6,5 juta untuk budget khusus saat layover, budget belanja, dan budget tiket pesawat untuk pulang ke Indonesia saat libur).

Baca juga: Financial Checkup: Single Tapi Gak Bisa Nabung

Fifi Terdampak Pandemi
Sampai awal tahun 2020, Fifi punya banyak rencana keuangan dan impian traveling yang ingin dicapainya. Namun saat memasuki bulan Maret, Fifi dihadapkan pada efek pandemi. Dia di-grounded alias gak boleh terbang, berhubung perusahaan tempatnya kerja juga mengurangi banyak jumlah penerbangan.

Selama di-grounded, penghasilan Fifi menurun drastis. Karena gak terbang sama sekali, Fifi hanya mendapatkan gaji pokok sebesar Rp15 juta. Setelah itu Fifi langsung menyesuaikan budget pengeluarannya dengan mengeliminasi budget layover, budget belanja, dan budget tiket pesawat untuk sementara.

Walaupun begitu, Fifi mengaku bersyukur perusahaannya gak memutuskan kontrak kerja seperti yang sudah terjadi pada perusahaan penerbangan lain. Dengan begitu Fifi masih berhak mendapatkan gaji pokok.

Baca juga: Persiapkan Keuangan untuk Kejadian Terburuk

Kondisi Keuangan Fifi
Walaupun terdampak pandemi, saat ini kondisi keuangan Fifi bisa dikatakan cukup baik. Aset likuid Fifi sejumlah Rp71 juta yang ditempatkan dalam Flexi Saver, Dream Saver, dan Maxi Saver membuat nilai rasio likuiditas Fifi tinggi, yaitu 10 kali. Likuiditas yang tinggi ini sangat penting untuk dipertahankan selama masa pandemi COVID-19. Komitmen Fifi untuk menabung setengah gajinya, bahkan hingga saat ini penghasilannya sudah menurun, sangat berjasa untuk situasi gak pasti seperti sekarang.

Aset likuid ini bisa Fifi alokasikan sebagai dana darurat untuk memastikan bahwa dirinya bisa bertahan hidup bila ada hal di luar rencana yang terjadi—seperti sakit, pemutusan hubungan kerja, dan lainnya.

Selain itu, kondisi keuangan Fifi juga sehat akibat gak adanya utang yang dimiliki. Pertahanan diri Fifi selama ini patut diacungi jempol. Walaupun Fifi mengaku boros dan sering “lapar mata” untuk belanja (khususnya saat sedang layover di negara lain), dia berhasil menjaga agar pengeluaran untuk bersenang-senangnya ini gak melebihi budget dan gak sampai membuatnya berutang atau memiliki cicilan.

Baca juga: Terlilit Utang Kartu Kredit

Batalnya Rencana Traveling
Tadinya, sepanjang tahun 2020 Fifi punya banyak rencana traveling. Dia berencana ke Mesir, Kamboja, Jerman, dan Jepang dalam setahun. Status Fifi sebagai pramugari maskapai asing dan penempatannya yang di luar negeri, membuat rencana Fifi sangat mungkin direalisasikan. Karena untuk traveling, Fifi bisa menghemat banyak uang tiket pesawat dengan memanfaatkan harga tiket khusus yang ditawarkan perusahaannya.

Dengan bugdet sekitar Rp10 juta per perjalanan, dalam kondisi normal Fifi bisa menyisihkan sekitar Rp3 jutaan tiap bulan dari 50% budget tabungan umum sebagai tabungan traveling.

Baca juga: 6 Tips Mengatasi Rasa Kecewa Rencana Batal dan Harus #dirumahaja

Rencana Pengganti Traveling
Pada waktu luangnya, Fifi mendapat ide untuk meningkatkan kompetensi dengan mengikuti kursus menjadi barista dan bartenter di Bali. Bila memungkinkan, Fifi berencana mengikuti kursus ini pada pertengahan tahun untuk menambah skill, siapa tau nantinya ada peluang untuk membuka usaha. Dana kursus yang dibutuhkan sekitar Rp20 juta.

Dengan pertimbangan tersebut, menurut Metta, Fifi sangat mungkin mengikuti kursus ini menggunakan dana yang sudah tersedia di Dream Saver. Fifi hanya perlu memastikan apakah kursus tersebut masih berjalan di masa ini. Jika sedang tutup, Fifi bisa mencari alternatif berupa kursus online yang biayanya mungkin akan lebih terjangkau.

Impian Membeli Rumah
Selain sederet rencana jangka pendek, Fifi punya satu rencana jangka panjang, yaitu membeli rumah. Terkait impian ini, Fifi sedang berusaha menyiapkan DP rumah sebesar Rp75 juta dengan target pencapaian Oktober 2020.

Menurut Metta, dana DP rumah yang dibutuhkan Fifi sebenarnya sudah tersedia, dilihat dari jumlah kekayaan yang dimilikinya. Namun, melihat kondisi pandemi COVID-19 yang belum berakhir, ada baiknya bila Fifi menunda pembelian besar seperti rumah karena hal ini akan membuat keuangan Fifi menjadi gak likuid. Belum lagi pertimbangan budget cicilan yang akan timbul saat KPR dimulai.

Di tengah ketidakpastian yang masih berlangsung, Fifi disarankan untuk mengamankan keuangannya hingga 6 bulan ke depan. Apalagi para ekonom memprediksi industri pariwisata baru akan pulih tahun 2021, walaupun COVID-19 diprediksi akan mereda pada Q3 2020.

Fifi sebaiknya menunggu tahun depan untuk mengevaluasi rencana ini dan menghitung lagi kemampuannya finansialnya, mengingat kontrak kerja Fifi pun akan berakhir pada Januari 2021. Alangkah baiknya bila rencana membeli rumah ini ditunda hingga Fifi mendapat kepastian adanya pendapatan tetap yang cukup setelah pandemi dan kontrak yang sekarang berakhir.

Alternatif lain, sambil menunggu waktu yang lebih kondusif, Fifi bisa tetap menyiapkan dana sebagai tambahan DP rumah. Fifi bisa menyiapkan Rp80 juta tambahan dengan mempertahankan konsistensinya dalam menabung Rp8 juta per bulan. Selama bulan April 2020 hingga Januari 2021, Fifi bisa menempatkan dananya di Maxi Saver yang memberikan bunga hingga 5% p.a. atau instrumen investasi yang masih moderat, seperti Reksa dana Pasar Uang atau Reksa dana Pendapatan Tetap.

Baca juga: Siapkan Uang Muka Properti Pertama Mulai Sekarang

Kesehatan finansial gak bisa didapat hanya dalam satu-dua hari. Perpaduan antara pengetahuan yang cukup, konsistensi, dan pertahanan diri sangatlah penting untuk menjaga agar keuangan tetap sehat dan kamu lebih siap menghadapi ketidakpastian dalam hidup, seperti pandemi yang sedang terjadi.

Kepingin kesehatan finansialmu dicek juga oleh financial planner seperti Fifi? Follow dan cek Instagram dan Twitter Jenius secara berkala ya untuk ikut pendaftarannya.

Belum punya Jenius untuk membantumu mengatur keuangan? Download dan aktivasi sekarang.
Disclaimer: Financial checkup dilakukan terbatas pada data keuangan yang diberikan oleh responden per April 2020. Rekomendasi yang diberikan dalam financial checkup dihitung berdasarkan data tersebut dan asumsi-asumsi yang menyertainya. Adapun pelaksanaan dari rekomendasi tersebut untuk mencapai tujuan keuangan pribadinya merupakan tanggung jawab responden.

Artikel lainnya