Cara Menghitung Nilai Kekayaan Bersih

writter Fifi Nurfitrianti

Sejak akhir tahun 2019, Jenius secara aktif mengadakan financial checkup secara cuma-cuma untuk teman Jenius yang terpilih. Hal ini dilakukan karena Jenius percaya, dengan melakukan review finansial atau financial checkup secara berkala, seseorang atau sebuah keluarga dapat mengetahui kondisi keuangannya dengan baik.

Namun, kenapa sih mengetahui kondisi keuangan itu perlu dan baik?

Pertama, kamu jadi tahu dan punya daftar atas aset-aset yang kamu miliki.

Selain mengecek cashflow, poin lain yang bisa didapatkan dengan melakukan financial checkup adalah mengetahui status kekayaan—aset atau harta—yang kamu miliki.

“Aduh, tapi saya gak punya apa-apa.” Begitulah komentar banyak orang yang ragu dan belum tebersit di pikirannya untuk melakukan inventarisasi aset yang dimilikinya.

Eits, jangan remehkan diri kamu sendiri gitu dong. Uang kamu yang ada di Flexi Saver atau Maxi Saver itu termasuk harta lho, berapa pun jumlahnya. Selain itu, coba ingat-ingat juga, apakah kamu memiliki tabungan, dokumen, atau barang lain dari daftar aset yang bisa diperhitungkan?

Pada dasarnya, ada tiga kategori aset:

  1. Aset likuid berupa uang tunai, tabungan (Flexi Saver dan Dream Saver), deposito/Maxi Saver, valuta asing, dan logam mulia.
  2. Aset investasi berupa obligasi (yang diterbitkan negara maupun swasta), unitlink, saham, reksadana (jenis Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran, dan Saham), properti yang disewakan, DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), bisnis, serta piutang.
  3. Aset personal berupa properti (rumah, apartemen, juga tanah), kendaraan (mobil dan motor), dan perhiasan.

Coba siapkan catatan, kemudian jujur pada diri sendiri dan mulai hitung nilai saat ini dari seluruh asetmu. Hal ini menjadi penting agar kamu tau what your worth and you can go and set another goal.

Baca juga: Jangan Lupa Lapor SPT Tahunan Pribadi Segera

Kedua, kamu tahu utang apa saja yang masih harus kamu bayarkan.

Menghitung nilai kekayaan bersih gak bisa dilakukan hanya dengan daftar aset. Perlu diketahui juga daftar dan total utang yang masih tersisa pada saat perhitungan atau financial checkup dilakukan.

Saat membuat daftarnya, pastikan kamu membaginya ke dalam dua kategori, yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh temponya dalam kurun waktu satu tahun, seperti utang kartu kredit.

Sementara itu, yang termasuk utang jangka panjang adalah kredit dengan durasi tahunan, seperti kredit tanpa agunan (KTA), kredit pemilikan rumah/apartemen/mobil/motor (KPR/KPA/KPM), utang bisnis, dan softloan. Jangan lupa, angka yang perlu kamu catat adalah sisa utangnya ya.

Dengan adanya catatan ini, kemungkinan lupa soal utang akan lebih sedikit sehingga kamu bisa menjaga komitmen untuk melunasinya sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

Baca juga: Lakukan Financial Checklist Berikut Sebelum Menikah

Ketiga, kamu bisa memastikan, kalau amit-amit penghasilanmu harus berhenti untuk sementara, kamu tetap bisa mengandalkan dirimu sendiri.

Setelah kamu mengetahui nilai total aset dan total utang, kamu bisa menghitung nilai kekayaan bersih yang kamu miliki.

Nilai Kekayaan Bersih

Bagaimanakah hasilnya perhitungan neraca keuangan pribadimu—positif atau negatif? Apakah setelah dikurangi utang, kamu masih punya sisa harta?

Mengetahui nilai kekayaan bersih ini menjadi penting untuk memastikan bahwa jika penghasilanmu sedang gak lancar, kamu masih bisa bertahan hidup dan tetap memenuhi kewajiban membayar utang dari harta yang ada.

Buatlah neraca keuangan pribadi atau laporan keuangan ini pada tanggal tertentu dan lakukanlah secara rutin agar data yang kamu miliki selalu aktual.

Baca juga: Persiapkan Keuangan untuk Kejadian Terburuk

Gak ada yang pernah tau pasti kapan krisis akan terjadi, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1997-1998 dan 2007-2008. Teman Jenius—bahkan para ahli dan ilmuwan—juga gak ada yang bisa menyangka bahwa pada awal tahun 2020 akan terjadi pandemi yang bisa memaksa semua orang berhenti melakukan rutinitasnya seperti biasa.

Begitupun soal penghasilan. Syukurlah jika sampai hari ini penghasilan yang kamu terima masih 100% dari jumlah biasanya. Namun ingat, ada banyak industri yang terdampak pandemi lho. Sehingga banyak efisiensi yang dilakukan oleh pemberi kerja. Bukannya mendoakan, tapi bisa jadi giliranmu akan tiba.

Untuk itu, penting sekali untuk mengetahui kondisi keuangan terkini. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan, “Apakah saya bisa survive dalam keadaan penuh ketidakpastian ini?”

Jika jawaban kamu negatif, yuk kebut dan cari cara untuk mengusahakan kondisi terbaik. Ingat, paling gak, kamu punya aset likuid sebanyak 3x penghasilan untuk dijadikan dana darurat.

Belum punya Jenius untuk menyiapkan dan menyimpan dana daruratmu? Download dan aktivasi sekarang.


Artikel lainnya