Coronavirus disease atau COVID-19 dilaporkan muncul pertama kali pada akhir Desember 2019 di Wuhan, Cina. Sejak saat itu, seluruh warga dunia mewaspadai merebaknya kasus corona dengan berbagai cara, mengingat—hingga artikel ini dibuat—virus corona belum ada obatnya.
Di Indonesia, orang dengan COVID-19 ditemukan pada awal Maret 2020. Berawal dari 2 orang, pada tanggal 11 Maret 2020 sudah tercatat ada 27 pasien positif corona. Dan sayangnya, hingga pertengahan tahun 2021, kondisi di Indonesia gak bisa dibilang baik-baik saja. Walaupun vaksin telah tersedia dan sudah mulai diberikan secara umum untuk anak berusia 12 tahun hingga lansia, second wave gak bisa terhindarkan dengan pasien terkonfirmasi hingga 30.000-an per hari.
Untuk mengurangi kemungkinan tertular virus corona, ada baiknya bila kita terus waspada dan melakukan tindakan preventif sesuai dengan anjuran pemerintah dan badan kesehatan dunia. Gak ada ruginya untuk memperketat protokol kesehatan, demi kebaikan bersama.
1. Hindari keramaian, bepergian ke tempat umum, atau traveling ke negara terjangkit COVID-19.
Di masa-masa penuh kewaspadaan ini, lebih baik teman Jenius menghindari kunjungan ke tempat umum yang kurang perlu, mengurangi frekuensi kumpul-kumpul (termasuk makan bersama), dan sebisa mungkin menunda rencana
traveling ke luar negeri—khususnya ke negara yang terjangkit COVID-19 cukup parah. Karena di kerumunan, kita gak bisa memastikan siapa saja yang sedang sakit dan berpotensi menularkan virus.
Buat teman Jenius yang bekerja, kurangi agenda rapat dan alihkan dengan diskusi jarak jauh melalui
e-mail maupun
concall. Bila memungkinkan, kamu juga bisa memanfaatkan kebijakan atau keleluasaan untuk bekerja dari rumah (atau
work from home) yang diberikan kantormu. Ini saat yang tepat untuk memanfaatkan teknologi dengan maksimal.
Kamu yang punya bayi atau anak kecil pun sebaiknya membatasi diri untuk keluar rumah guna menghindari kemungkinan tertular atau terpapar sakit lainnya. Mari kondisikan diri sefit mungkin agar virus gak mudah menyerang.
2. Kurangi kontak fisik, termasuk untuk urusan pembayaran.
Uang tunai membawa banyak bakteri, apalagi kita gak pernah tahu siapa saja yang sudah pernah memegangnya dan punya histori kesehatan apa saja. Uang kertas bisa terlihat sangat bersih dan baru, tapi di sisi lain dia bisa bertindak sebagai media yang “menyerap” bakteri lho.
Untuk itu, sebagai gantinya, lakukan transaksi secara digital dan
belanja secara online. Kalau ada kebutuhan untuk membayar, utamakan menyelesaikannya dengan
Transfer Uang,
Jenius QR,
Jenius Pay, atau membayar dengan Kartu Debit Jenius di
merchant-merchant. Cashless to the rescue!
3. Cuci tangan dan lakukan sterilisasi secara berkala terhadap barang yang sering kamu pegang.
Walaupun sudah
cashless, bertransaksi menggunakan
digital payment membutuhkan kartu maupun
smartphone. Jadi, jangan lupa sterilkan semuanya secara berkala ya! Salah satu cara sederhana adalah dengan mengelap
smartphone dan Kartu Debit Jenius dengan kain
microfiber yang sudah disemprotkan
gadget sterilizer.
Setiap kali selesai bersentuhan, misalnya baru menggunakan kartu debit di
merchant, sebaiknya kamu juga mensterilkan tangan dan kartumu. Biar praktis, gunakan
hand sanitizer setelah tarik tunai di ATM atau transaksi di mesin EDC.
Namun, sesering apa pun kamu menggunakan
hand sanitizer atau alkohol untuk sterilisasi, tetap utamakan mencuci tangan ya. Cucilah tanganmu dengan sabun dan air mengalir setiap ada kesempatan. Cuci tangan, cuci tangan, cuci tangan!
4. Jaga kesehatan dan tingkatkan imunitas dengan berolahraga, perbanyak konsumsi makanan sehat seperti sayur, buah, dan multivitamin.
Menurut banyak badan kesehatan, COVID-19 lebih mudah menyerang orang yang kesehatan atau imunitasnya sedang menurun. Maka sangatlah penting bagi kamu untuk menjaga kesehatan. Lakukan olahraga secara rutin—khususnya di tempat personal, dan jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat penuh gizi serta kurangi
junk food.
Selain ke pasar tradisional atau supermarket yang kemungkinan besar ramai, ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk berbelanja
online di
merchant maupun
marketplace yang menawarkan produk kesehatan yang kamu butuhkan.
5. Waspada tentu diperlukan, namun pastikan kamu tidak panik hingga menumpuk stok bahan makanan secara berlebihan.
Hindari kepanikan dengan gak belanja berlebihan. Tetap belanja sesuai dengan
budget dan porsi yang kamu butuhkan. Jangan sampai apa yang kamu beli banyak-banyak, seperti bahan makanan atau multivitamin, malah mubazir karena keburu layu atau kedaluwarsa.
Menimbun berarti kamu menghilangkan akses banyak orang terhadap banyak barang-barang esensial—seperti masker, vitamin, obat-obatan, hingga oksigen—yang mungkin lebih dibutuhkan orang tersebut.
So, let’s be considerate!
6. Update diri dengan berita resmi dari pemerintah dan media tepercaya.
Selalu kroscek berita yang kamu terima. Jangan sampai kamu termakan dan ikut menyebarkan hoaks di media sosial maupun grup-grup pada
messaging app. Cek berita yang kamu diterima di situs resmi pemerintah, yaitu
situs Kementerian Kesehatan, juga dari sumber tepercaya lain, seperti
kawalcovid19.id.
Baca juga: 5 Langkah Menyisihkan Dana Darurat untuk PCR
Pencegahan dan pengobatan sama pentingnya. Bila kamu mulai merasa kesehatanmu menurun, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter di fasilitas kesehatan (puskesmas, klinik, dan rumah sakit) atau melalui aplikasi kesehatan yang menawarkan konsultasi telemedisin. Sesedikit apa pun gejala yang kamu rasakan, bergeraklah cepat untuk memastikan bahwa kondisi kamu sehat dan gak akan menularkan tanpa sadar.
Selain itu, dengan berjalannya program vaksinasi sejak awal tahun 2021, jangan sampai kamu ketinggalan ya! Vaksinasi merupakan upaya bersama untuk membentuk
herd immunity atau kekebalan populasi. Semakin banyak dan cepat masyarakat divaksinasi, semakin besar kemungkinan pandemi bisa teratasi. Maka, pastikan kamu dan anggota keluargamu mendaftar vaksinasi, apa pun vaksin yang tersedia (bagi yang sehat) maupun yang direkomendasikan dokter (bagi orang dengan kondisi kesehatan dan usia tertentu).
Mari selalu jaga diri dan patuhi protokol kesehatan demi kebaikan bersama.