Berkebun: Hobi Baru Para Milenial Saat di Rumah Saja

writter Titiw Akmar

Momen di rumah saja beberapa bulan terakhir memunculkan beberapa hobi baru, khususnya untuk para generasi milenial. Salah satu hobi baru yang digandrungi adalah berkebun di rumah. Entah berkebun sayuran dan kawan-kawannya untuk dikonsumsi, ataupun mengoleksi tanaman hias yang daunnya cantik-cantik itu.

Seperti saya. Biasanya saya hanya bercocok tanam sayuran, tapi sekarang merambah ke tanaman hias. Proses menyiram, melihat tunas baru yang tumbuh, menyaksikan kupu-kupu hinggap ke bunga yang baru mekar—rasanya sungguh... menyenangkan.

Tau gak sih, dengan memelihara tanaman hias atau berkebun, otak dan mata kita dapat lebih rileks? Apalagi di saat pandemi seperti ini yang mana banyak berita-berita menimbulkan kepanikan dan terbatasnya akses mencari hiburan.

Baca juga: Bersepeda Saat Pandemi: Tren Sementara atau Akan Berlangsung Lama?

Berbagai jenis tanaman hias dapat memberikan perasaan tenang, dan warnanya yang hijau bisa menyejukkan hati serta pikiran yang panas. Maka dari itu, yuk kita bahas beberapa tips menanam tanaman hias di rumah, khususnya untuk pemula.

TIPS MEMILIH TANAMAN UNTUK PEMULA

1. Komitmen

Komitmen Berkebun

Setiap ada teman yang bertanya pilihan tanaman untuk mereka yang baru mau mulai bercocok tanam, saya selalu bertanya, “Komitmenmu sebesar apa? Apakah bisa menyiram tiap hari? Apakah bisa memindahkan pot demi pot agar terkena sinar matahari pagi? Apakah bisa memantau daun-daun yang menguning dan harus digunting?”

Pertanyaan soal komitmen ini sangat penting untuk menentukan jenis tanaman hias apa yang bisa diadopsi. Contohnya, jika kamu sehari-hari bekerja dari rumah dan siap untuk mengurus anak-anak hijau pada pagi dan sore hari, hampir semua tanaman hias bisa kamu pelihara. Misalnya, segala jenis philodendron, monstera, ataupun anthurium.

Namun jika kamu sering beraktivitas di luar hingga ke luar kota dan agak sulit memantau perkembangan tumbuhan setiap hari, kaktus, lidah mertua, dan sukulen adalah jenis tanaman hias yang dapat menjadi pilihan.

2. Penempatan tanaman hias

Rumahmu menghadap mana? Timur, barat, atau selatan? Karena tentu saja posisi menentukan prestasi. Semua tanaman butuh sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis, alias untuk makan. Yang membedakan, seberapa banyak mereka membutuhkannya.

Misalnya, tanaman sirih gading tidak perlu sinar yang banyak, sehingga bisa diletakkan di indoor dan ditanam di vas berisi air saja. Meskipun demikian, tanaman indoor harus dikeluarkan secara berkala untuk mendapat sinar matahari dan angin yang cukup demi pertumbuhan optimal.

Jika rumah kamu terkena limpahan sinar matahari pagi, SELAMAT! Karena itu adalah sinar matahari yang terbaik bagi tumbuhan.

3. Luas lahan

Jangan biarkan lahan sempit memupuskan keinginanmu untuk berkebun. Hari gini, banyaaak cara menuju rumah yang terasnya seperti foto-foto di Pinterest.

Kamu bisa merawat tanaman hidroponik, memakai rak gantung, ataupun meletakkan tanaman dalam rumah atau apartemen. Tapi tau diri juga ya. Jangan sampai luas lahan hanya apartemen studio, tapi mau boyong pohon beringin supergede untuk di dalam rumah.

4. Pilih tanaman yang kamu suka

Iya, iya, jenis tanaman hias yang sedang hits kayaknya tuh memanggil-manggil untuk dibeli. Tapi tanyakan sekali lagi ke diri sendiri, apakah betul jenis itu adalah tanaman yang kamu inginkan? Apakah kamu memang suka? Apakah profil kamu cocok untuk merawatnya?

Jangan sampai hanya karena daun monstera di-posting oleh salah satu selebgram, kamu jadi merasa wajib untuk memilikinya. Jadi, meskipun tanaman itu tidak hits tapi kamu menyukainya, jangan ragu-ragu untuk adopsi. Demikian juga sebaliknya.

Baca juga: 6 Inspirasi Bumbu Dapur yang Bisa Ditanam Sendiri di Rumah

5. Sesuaikan dengan budget

Budget Berkebun

“Aku ingin begini. Aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu banyak seeekaliii...”

Boleh koookkk... Tapi pastikan lagi, dengan sebanyak itu tanaman, kamu bisa berkomitmen gak? Dan yang terpenting sih... Mau adopsi tanaman XYZ, KAMU PUNYA BUDGET-NYA GAK?

Jangan sampai demi anak-anak hijau, kamu melupakan tanggung jawab untuk hal-hal yang lebih penting. Pastikan makanan di meja makan ada, biaya sekolah anak aman, listrik di rumah nyala, dan air jalan. Kamu gak mau kan, pas mau nyiram tanaman tiba-tiba air mati karena nunggak pembayarannya?

Baca juga: Atur Alokasi Pengeluaran dengan x-Card Jenius

Berhubungan dengan poin nomor 5, saya membuat sheet khusus kapan adopsi tanaman, berapa harganya, dan beli di mana. Ini cukup membuat “SADAR” dan tidak kebobolan. Dibantu juga dengan aplikasi Jenius, saya menggunakan fitur Send It ketika membeli tanaman dari online plant seller yang berbeda rekening. Lumayan, jadi gak kena biaya transfer.

Selain itu, saya juga menggunakan e-Card untuk beli aplikasi Picture This di PlayStore. Iya, Picture This adalah aplikasi yang dapat mendeteksi tanaman dari foto itu. Hihihi, seru ya bisa mencari nama tanaman dan cara merawatnya berdasarkan foto yang kita unggah ke dalam aplikasi. Aplikasi ini juga bisa mendeteksi penyakit apa yang ada pada sebuah tanaman, hanya dari fotonya lho.

Saya juga terbantu dengan adanya Moneytory yang berhubungan dengan transaksi Send It yang saya lakukan. Jadi bisa nge-track pengeluaran sesuai kategori untuk beli tanaman dan perlengkapannya. Jadi terpantau deh, budget yang aku sisihkan tiap bulan terpakai untuk apa saja.

Baca juga: Wujudkan Keuangan yang Lebih Sehat dengan Moneytory

Gimanaaa, seru kaaan bercocok tanam itu? Tapi ingat, pastikan 5 poin di atas sudah dipahami sebelum memulai hobi merawat tanaman hias ya. Supaya nanti ketika sudah mulai bebas beraktivitas, kita gak kaget dan tanamannya jadi gak terbengkalai.

Semoga tips ini membantu teman-teman yang mau mulai berkebun di rumah. Have a good day, semuanya!


Artikel ini ditulis oleh Titiw Akmar, teman Jenius yang sedang menggandrungi hobi menanam tanaman hias. Cek artikel dari guest writer-guest writer lain pada laman Jenius Blog.
Seluruh ilustrasi pada artikel ini merupakan karya Rakhmat Jaka, teman Jenius yang merupakan kreator di bidang desain grafis dan ilustrasi. Cek karya Jaka lainnya untuk ulang tahun keempat Jenius di sini.


Artikel lainnya