Pernah gak sih kamu merasa sudah niat banget menabung, tapi ketika akhir bulan tabungan tetap terpakai juga?
Atau baru tengah bulan, saldo sudah bikin waswas karena gak yakin cukup sampai gajian berikutnya?
Kalau iya, tenang. Kamu gak sendirian. Banyak orang yang juga merasa kesulitan memisahkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan tabungan masa depan.
Coba deh, intip cara orang Jerman mengatur keuangan untuk jadi inspirasi. Dengan prinsip sederhana tapi efektif, mereka menjaga uang belanja dan tabungan tetap aman, sambil memastikan pengeluaran gak pernah melebihi pemasukan.
Dua kebiasaan yang paling menonjol dari cara mereka adalah Sparkonto, rekening khusus untuk tabungan, dan Schwarze Null, filosofi hidup seimbang tanpa defisit.
Nah, kedua prinsip ini gak cuma relevan di Jerman, tapi juga bisa banget kita terapkan. Yuk, kenalan dulu dengan Sparkonto dan Schwarze Null!
Di Jerman, semua orang yang mulai bekerja biasanya langsung membuka Girokonto, yaitu rekening utama untuk menerima gaji dan membayar semua kebutuhan harian seperti sewa, listrik, belanja, serta transportasi. Tabungan ini sama dengan rekening giro yang kita buat di Indonesia.
Karena semua arus keluar-masuk ada di satu rekening, uang yang masuk gampang banget ikut habis kalau gak dipisahkan sejak awal. Makanya, banyak orang Jerman kemudian membuka Sparkonto, yang berarti rekening tabungan.
Uang yang dipindahkan ke Sparkonto ini dianggap “suci” alias gak boleh diotak-atik kecuali untuk tujuan yang sudah direncanakan, seperti liburan, beli rumah, atau dana darurat. Bahkan, banyak yang punya lebih dari satu Sparkonto untuk tujuan berbeda biar lebih jelas.
Lantas, apakah Sparkonto itu wajib dimiliki warga Jerman?
Secara hukum, gak tuh. Tapi secara kebiasaan dan kesadaran, banyak orang Jerman melakukannya karena sadar kalau pakai satu rekening saja (Girokonto), uang tabungan rawan ikut terpakai buat belanja.
Prinsip Sparkonto tuh bisa banget kamu terapkan lho. Begitu gajian atau dapat penghasilan, kamu bisa langsung pisahkan sebagian uang untuk tabungan biar gak tercampur dan gak tergoda buat dipakai.
Sini, Jenius kasih step by step-nya.
Sama kayak orang Jerman yang punya Sparkonto untuk tujuan berbeda, kamu juga bisa pilih tujuanmu menabung. Misalnya per bulan kamu menabung Rp6 juta dengan rincian: Rp3 juta untuk liburan, Rp2 juta untuk dana darurat, dan Rp1 juta untuk tabungan down payment rumah.
Begitu penghasilan masuk, langsung alokasikan untuk tabungan sebelum dipakai buat belanja.
Kamu bisa banget pakai fitur-fitur Jenius seperti di bawah ini.
Kalau sudah ada target jelas, pakai Dream Saver untuk bikin tabungan otomatis dengan nominal dan jangka waktu tertentu. Misalnya: Rp15 juta untuk liburan dalam 12 bulan.
Kalau mau lebih fleksibel, pakai Flexi Saver. Bisa setor dan tarik kapan pun, tapi tetap terpisah dari saldo utama.
Dengan cara ini, kamu punya Sparkonto versi kamu sendiri yang lebih terarah dan gak gampang “bocor” ke belanja harian.
Selain Sparkonto, orang Jerman juga memegang prinsip yang disebut Schwarze Null. Secara harfiah, Schwarze Null artinya “angka nol hitam”.
Awalnya, Schwarze Null adalah prinsip anggaran pemerintah Jerman: pengeluaran negara gak boleh melebihi pendapatan, bahkan kalau bisa surplus.
Tujuannya adalah menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan negara siap menghadapi kondisi gak terduga tanpa bergantung pada utang.
Pada level pribadi, Schwarze Null bisa berarti: pemasukan lebih besar daripada pengeluaran, menjauhi utang untuk hal konsumtif, dan adanya sisa uang untuk ditabung.
Kenapa mereka memegang prinsip ini?
Karena mereka melihat uang bukan cuma buat senang-senang sekarang, tapi juga buat memastikan masa depan yang aman dan stabil.
Kalau di Jerman prinsip Schwarze Null dilakukan lewat pencatatan rapi serta adanya pengendalian belanja, di sini kamu juga bisa mulai dari hal kecil lho! Sini, Jenius bisikin caranya!
Kamu bisa hitung dulu rata-rata pemasukan dan pengeluaran. Tentukan juga kebutuhan tetap (sewa, listrik, makan, transportasi). Setelah itu, tetapkan batas belanja untuk hal lain. Kalau selama ini sering kehabisan budget di akhir bulan, coba turunkan anggaran untuk hal yang kurang penting.
Biar lebih disiplin, kamu bisa pakai Transfer Terjadwal lewat menu Send It supaya begitu gajian, tabungan langsung terisi lebih dulu.
Kadang kita merasa, “Kok uangku cepat habis, ya?” Padahal alasannya adalah karena banyak pengeluaran kecil yang gak tercatat.
Selain mulai rajin mencatat cash flow, kamu juga bisa gunakan fitur Moneytory di Jenius untuk lihat laporan pengeluaran bulananmu per kategori. Dari situ, kamu bisa evaluasi dan perbaiki.
Jangan tunggu “sisa” pada akhir bulan buat nabung, tapi alokasikan sejak awal. Ini juga berkolerasi dengan prinsip Sparkonto tadi.
Kamu bisa kombinasikan fitur Dream Saver atau Flexi Saver untuk menyimpan dana cadangan dan tabungan dengan cara yang paling sesuai kebutuhanmu.
Belajar dari cara orang Jerman, kita jadi tau bahwa mengatur keuangan tuh bukan soal yang rumit, tapi soal kebiasaan kecil yang konsisten. Pisahkan uang belanja dan tabungan, atur budget biar pengeluaran gak melebihi pemasukan, serta selalu sisihkan untuk tujuan jangka panjang.
Dengan bantuan fitur-fitur Jenius, semua langkah ini jadi lebih mudah dan praktis.
Pelan-pelan, tapi pasti: langkah kecil hari ini bisa bikin hidup lebih tenang dan terencana besok.
Jadi, siap bikin Sparkonto & Schwarze Null versi kamu sendiri gak nih? 😉