Gak semua orang menerima pendapatannya sekali dalam sebulan. Pada posisi dan tempat kerja tertentu, ada kebijakan yang mengatur pembayaran gaji dan tunjangan/komisi dilakukan dalam kesempatan berbeda. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satunya.
Pada sesi financial checkup kali ini, ada teman Jenius yang bekerja sebagai PNS yang ingin kondisi keuangannya dicek oleh perencana keuangan Metta Anggriani dari Anggriani & Partners. Simak bagaimana hasil checkup dan rekomendasi yang mungkin bisa teman Jenius lain sontek triknya untuk mengatur keuangan pribadi.
“Gajian dua kali” terdengar menyenangkan gak sih? Kesannya nominal gaji dikalikan dua ya—jadi seperti bonus gitu. Sayang, realitasnya hak dalam sebulan dibagi dua, kemudian dibayar dalam dua termin.
Indah (bukan nama sebenarnya) adalah seorang lajang berusia 26 tahun dengan status PNS golongan III di Bogor. Setiap bulannya, Indah mengaku menerima total pemasukan sebesar Rp6 juta dengan catatan gaji pokok sebesar Rp2,7 juta diterima setiap tanggal 1 dan tunjangan kinerja (tukin) senilai Rp3,3 juta diterima pada tanggal yang gak menentu di pertengahan atau akhir bulan.
Untuk pengeluaran, Indah mengalokasikan Rp1,5 juta untuk makan, Rp500 ribu untuk transportasi, Rp600 ribu untuk listrik-kebersihan-laundry-telekomunikasi, Rp1,5 juta untuk hiburan plus belanja, dan Rp500 ribu untuk orang tua. Selain itu, tiap bulannya Indah juga punya budget Rp1 juta untuk tabungan/investasi dan Rp300 ribu untuk arisan.
Pengaturan “gajian dua kali” menjadi tantangan tersendiri buat Indah mengatur keuangan. Bagaimana agar cash flow tetap baik dan sehat, walaupun sebagian pendapatan diterima belakangan. Padahal, biasanya tagihan datang pada waktu yang bersamaan. Karena sehemat apa pun, tiap bulan Indah harus menguras tabungan untuk memenuhi kebutuhannya sebelum tunjangannya cair.
Menurut Metta, kondisi keuangan Indah sebenarnya gak terlalu buruk. Hal ini didukung gaji pokok yang diterima rutin setiap tanggal 1. Satu solusi yang bisa dicoba Indah adalah mengubah waktu menabung dan memprioritaskan pembiayaan kebutuhan pokok.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, menabung memang selalu disarankan untuk dilakukan di awal. Namun untuk kondisi tertentu, seperti yang dialami Indah dan para PNS, hal ini bisa disesuaikan. Agar cash flow tetap baik, Indah bisa mendahulukan alokasi makan, transportasi, serta pembayaran tagihan rumah tangga menggunakan gaji pokok. Kemudian ketika tunjangan masuk, Indah bisa menggunakannya untuk memberi orang tua, hiburan, juga menabung/investasi.
Baca juga: Financial Checkup: Single Tapi Gak Bisa Nabung
Dana darurat sebaiknya menjadi tujuan keuangan yang diprioritaskan, apalagi saat pandemi begini. Dilihat dari datanya, Indah belum memiliki dana darurat yang cukup. Dengan asumsi tabungan mata uang asing dan logam mulia yang dimiliki Indah dapat dialokasikan untuk dana darurat, saat ini total dana darurat Indah adalah Rp10,7 juta.
Untuk mencapai level 1 dana darurat berupa 3 kali pengeluaran bulanan, maka diperlukan tambahan Rp3,4 juta agar dana darurat Indah aman. Bila budget menabung Rp1 juta per bulan diprioritaskan untuk menggenapkan dana darurat, maka tujuan keuangan ini dapat Indah capai dalam 4 bulan. Indah dapat menempatkan dana darurat ini dalam Flexi Saver yang dapat disetor atau tarik kapan saja. Sesuai dengan profil dana darurat yang kebutuhannya seringkali mendadak.
Baca juga: 3 Pertanyaan tentang Dana Darurat
Pertanyaan mengenai asuransi kesehatan tambahan diajukan oleh Indah karena sebagai PNS, Indah hanya mendapatkan fasilitas berupa asuransi kesehatan dari BPJS.
Menurut Metta, bila Indah memiliki kemampuan finansial lebih, alangkah baiknya bila Indah menambah asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa untuk sebagai proteksi atas risiko sakit yang semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Semakin muda membeli asuransi, biasanya preminya akan semakin terjangkau dengan asumsi kondisi kesehatan masih prima.
Pada dasarnya, BPJS Kesehatan sudah meng-cover kebutuhan rawat inap dan rawat jalan. Bila nilai pertanggungannya dirasa sudah cukup, Indah bisa menambah asuransi kesehatan dalam bentuk lain, seperti asuransi penyakit kritis yang dapat memberikan uang pertanggungan bila Indah terdiagnosis penyakit kritis, seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, gagal ginjal, dan lainnya. Hal ini nantinya dapat membantu biaya pengobatan penyakit kritis yang biasanya berbiaya sangat besar dan perlu treatment cukup panjang. Selain itu, ada juga asuransi kesehatan dengan bentuk santunan harian untuk setiap rawat inap di rumah sakit.
Sementara bila memiliki tanggungan, misalnya orang tua dan/atau adik, Indah bisa membeli asuransi jiwa sebagai tambahan JHT dan JKM yang sudah ada dari BPJS Ketenagakerjaan. Namun bila Indah dan teman Jenius lain belum memiliki tanggungan, asuransi jiwa dapat diprioritaskan belakangan.
Dilihat dari kondisi keuangannya, saat ini Indah punya Rp300 ribu dari budget arisan yang dapat direalokasikan untuk membeli asuransi tambahan sesuai kebutuhan. Jangan lupa luangkan waktu khusus untuk membandingkan beberapa produk asuransi agar nilai pertanggungan yang dapat diperoleh lebih maksimal.
Realitas bahwa Indah gak memiliki utang sama sekali menunjukkan keuangan Indah masuk kategori sehat. Dengan begini, Indah memiliki ruang gerak cukup besar untuk menabung dan mencapai tujuan keuangan yang ada di wishlist-nya. Daftar tujuan keuangan yang dimiliki Indah perlu diapresiasi karena Indah telah menyusunnya dengan cukup detail, mulai dari target nominal hingga target pencapaiannya untuk masing-masing tujuan.
Berikut daftar tujuan keuangan Indah.
Kesadaran Indah untuk berinvestasi sejak muda sangatlah baik. Terbukti saat ini Indah sudah memiliki aset investasi senilai total Rp27 juta yang ditempatkan dalam instrumen reksadana dan saham. Aset-aset ini dapat diatur peruntukannya untuk tujuan keuangan yang sudah dibuat Indah.
Secara umum, Metta menyarankan Indah membagi budget menabung sejumlah Rp1 juta per bulan ke masing-masing target keuangan sesuai prioritas waktu. Pembagian budget yang bisa dicoba:
- 40% dari kemampuan menabung dialokasikan untuk dana menikah
- 30% dialokasikan untuk dana kendaraan,
- 20% untuk dana properti, dan
- 10% untuk dana pensiun.
Sebenarnya, budgeting ini belum bisa membuat Indah mencapai seluruh tujuan keuangannya. Namun yang perlu digarisbawahi, 3 dari 4 tujuan keuangan Indah bersifat jangka panjang. Harapannya, seiring berjalannya waktu penghasilan Indah meningkat sehingga nominal yang dialokasikan untuk menabung menjadi lebih besar lagi. Indah juga bisa mencari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan agar jumlah tabungan menjadi eksponensial.
Baca juga: Financial Checkup: Hidup Hemat dan Giat Menabung Sejak Muda
Jenius secara berkala membuka kesempatan bagi teman Jenius yang ingin keuangannya di-checkup oleh perencana keuangan. Follow dan cek Instagram dan Twitter Jenius untuk mendapatkan informasi pendaftarannya ya.
Belum punya Jenius untuk membantumu memastikan kondisi keuanganmu sehat? Download dan aktivasi sekarang.
Disclaimer: Financial checkup dilakukan terbatas pada data keuangan yang diberikan oleh responden per Mei 2020. Rekomendasi yang diberikan dalam financial checkup dihitung berdasarkan data tersebut dan asumsi-asumsi yang menyertainya. Adapun pelaksanaan dari rekomendasi tersebut untuk mencapai tujuan keuangan pribadinya merupakan tanggung jawab responden.