Teman Jenius pernah gak sih terpikir untuk pindah karier?
Sebenarnya, ya boleh-boleh saja sih…
Namun, sebelum siap melangkah untuk pindah karier, kamu harus:
memastikan bukan cuma karena dorongan sesaat dan
perlu dibarengi persiapan yang matang.
Jadi, apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum pindah jalur karier biar selamat sampai di jalur baru?
Yuk, kita bahas satu per satu dengan detail di sini!
Pertama, kamu harus bertanya dulu pertanyaan ini pada diri sendiri dan menjawabnya dengan jujur. Soalnya, ini merupakan awal perjalanan yang menentukan keberhasilan perjalanan karier.
Alangkah baiknya jika jawaban tersebut bukan hanya hal-hal emosional seperti merasa bosan, kesal dengan atasan, capek dengan target kerja, marah pada teman kerja, atau sejenisnya.
Pindah karier sebaiknya dilandasi alasan bahwa kamu merasa ada karier yang lain yang lebih baik untuk dipelajari sesuai kompetensi dan makna hidup kamu.
Jawaban ini akan menjadi sumber energi dan mendorong motivasi untuk berjuang secara konsisten, gak gampang menyerah pada kesulitan, serta rela mengorbankan kenyamanan yang sudah dinikmati selama ini.
Dengan demikian, perjuangan dalam karier yang baru benar-benar merupakan perjalanan tulus untuk mengembangkan aktualisasi diri, bukan sekadar ikut-ikutan atau pelarian atas kegagalan dalam karier saat ini.
Sehingga, ini kamu perlu pahami dan tanya pada diri sendiri sebelum pindah karier:
Apa yang menjadi makna hidup kamu?
Akan menjadi siapakah kamu pada akhirnya?
Mengapa kamu perlu menjadi seperti yang kamu cita-citakan itu?
Untuk siapakah manfaat dari kompetensi kamu?
Apa lagi hal yang perlu kamu pelajari?
Bagaimana mengasah pengalaman expertise biar kamu bisa jadi yang terbaik dalam bidang tersebut?
Jawaban dari semua pertanyaan ini akan menjadi road map hidup kamu. Sehingga, ketika pindah karier, gak akan melenceng dari road map tersebut.
Esensi dan soul-nya tetap konsisten, sehingga kamu akan tetap semangat melewati semua kesulitan dan tantangan.
Satu hal yang perlu disiapkan sebelum pindah karier adalah: biaya dan persiapan finansial. Karena kamu perlu menghitung dengan cermat berapa panjang runway yang dibutuhkan agar kita survive selama masa transisi dalam karier yang baru.
Nah, berikut ini adalah hal-hal terkait finansial yang perlu disiapkan buat kamu yang ingin pindah jalur karier.
Cushion fund adalah dana yang dipersiapkan untuk menyangga biaya hidup yang penting pada awal masa karier baru. Dana ini penting karena ada kemungkinan terjadi penurunan pendapatan atau tanpa pendapatan dalam beberapa waktu.
Sebelum pindah karier, susun anggaran sehari-hari yang baru untuk mengoptimalkan cushion fund yang dibutuhkan, gak terlalu besar tapi cukup bagi kelangsungan hidup selama masa transisi.
Tegarkan hati untuk siap hidup sangat hemat demi kesuksesan karier baru. Berapa banyak biaya hidup minimal ini harus disiapkan, sangat tergantung pada berapa lama perkiraan kita tentang masa transisi. Situasinya akan sangat unik untuk masing-masing orang dan masing-masing bidang.
Biaya belajar seperti biaya sertifikasi, biaya membuat lisensi atau izin, atau biaya lain yang sejenis adalah investasi yang mutlak untuk persiapan kemampuan sebelum pindah karier.
Dalam rangka belajar ini, siapkan juga biaya untuk membuat network atau koneksi baru. Network ini akan membantu memuluskan kesuksesan di karier baru karena kemungkinan lingkungan di karier yang baru akan berbeda dengan situasi di karier lama.
Selain butuh biaya, membangun network juga butuh waktu dan keterampilan sosial. Ini semua merupakan sunk cost yang harus dipersiapkan sebelum berpacu di jalur karier baru.
Buat catatan pengeluaran yang detail selama 3 bulan terakhir untuk identifikasi semua “bocor halus” dalam keuangan pribadi. Dari sini, kita bisa mengenali pengeluaran yang kurang penting untuk dihentikan dan menaruhnya menjadi investasi atau tabungan cushion fund.
Sumber pendapatan pasif (passive income) akan membantumu mengumpulkan cushion fund. Pendapatan pasif ini gak membutuhkan energi dan waktu, sehingga gak mengganggu effort dalam masa transisi.
Utang adalah beban yang dapat memberatkan perpindahan karier. Maka, lunasi terlebih semua utang sebelum melangkah ke karier baru—terutama utang kartu kredit dan utang konsumtif jangka pendek lainnya.
Namun, jika masih ada utang jangka panjang yang merupakan utang produktif, hitunglah berapa besar cicilannya setiap bulan. Lalu, sisipkan jumlahnya ke dalam biaya yang kamu siapkan di cushion fund.
Asuransi kesehatan bisa dipertimbangkan sebagai salah satu biaya yang masuk dalam cushion fund. Tapi, kalau kamu merasa fasilitas asuransi pemerintah seperti BPJS dianggap cukup untuk selama masa transisi, maka gak perlu ditambahkan dengan asuransi lain.
Asuransi jiwa yang konvensional juga dapat dimasukkan dalam biaya cushion fund. Gak disarankan untuk membeli produk asuransi yang mengandung unsur investasi selama masa transisi ini. Demikian juga dengan produk asuransi lainnya yang tidak terlalu prioritas karena semua ini mengandung unsur biaya.
Ini merupakan perhitungan semacam business plan. Ap-saja aktivitas yang harus dilakukan agar karya kita dalam karier baru dapat dinikmati oleh user?
Semua aktivitas ini tentu butuh biaya misalnya biaya marketing, advertising, dan sebagainya. Buatlah perhitungan yang sangat pesimis biar kita siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk sekalipun.
Jika harus mempersiapkan exit plan, apa yang akan dilakukan dan berapa banyak biayanya. Jangan gengsi untuk mempersiapkan kemungkinan kembali ke karier sebelumnya sebagai salah satu exit plan.
Jadi, pindah karier itu boleh banget, asalkan penuh persiapan dan tetap hati-hati. Jangan anggap remeh atau terbawa euforia semata, karena ada banyak konsekuensi yang perlu dipertimbangkan
Selamat menempuh jalur baru yang lebih menantang. Pacu jalur terus!
Artikel ini ditulis oleh Imelda Tarigan, teman Jenius yang berprofesi sebagai Certified Financial Planner di OneShildt Financial Independence. Cek artikel dari para guest writer lain pada laman Blog Jenius.