Market Update 6 Januari 2025

writter Lanjar Nafi

Pasar Amerika: Saham Teknologi & Optimisme Kebijakan Ekonomi

Wall Street mengalami penguatan selama minggu perdagangan pendek menjelang Tahun Baru 2025. Pada hari Jumat, kenaikan yang signifikan didorong oleh saham teknologi besar seperti Tesla dan Nvidia. Hal tersebut menjadi motor utama pergerakan pasar.

Optimisme investor tumbuh seiring harapan terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan baru di Amerika Serikat (AS), termasuk potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve serta deregulasi yang mendukung dunia usaha.

Pasar tenaga kerja tetap kuat, terlihat dari penurunan klaim tunjangan pengangguran pada minggu lalu. Data ini memberikan sinyal Federal Reserve mungkin tidak akan memangkas suku bunga lebih jauh dalam waktu dekat dan berpotensi mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan ini.

Selain itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) untuk bulan Desember naik ke level 49,3—angka tertinggi sejak Maret. Meskipun masih sedikit di bawah zona ekspansi (level 50), angka ini menunjukkan adanya perbaikan aktivitas ekonomi. Namun, data ekonomi yang positif ini menimbulkan pertanyaan apakah langkah pemotongan suku bunga tambahan benar-benar masih diperlukan.

Pasar Amerika Update 6 Januari 2025
Pasar Eropa: Sektor Manufaktur Zona Euro Tertekan

FTSE berhasil mencatat kenaikan selama minggu perdagangan yang pendek, sementara indeks saham utama Eropa lainnya (seperti DAX Jerman dan CAC 40 Prancis) justru mengalami penurunan. Kinerja beragam ini terjadi di tengah sentimen pasar yang tertekan oleh data ekonomi zona Euro yang suram.

Menurut survei terbaru, sektor manufaktur di zona Euro menutup tahun 2024 dengan catatan negatif. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur zona Euro final, yang dirilis oleh S&P Global dan HCOB, turun menjadi 45,1 pada Desember. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan estimasi awal sebesar 45,2 dan jauh di bawah ambang batas 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi.

Penurunan ini mencerminkan percepatan kontraksi dalam aktivitas pabrik di zona Euro, yang dipicu oleh lemahnya permintaan baik domestik maupun global. Data ini juga mengindikasikan sektor manufaktur masih menghadapi tekanan berat, tanpa tanda-tanda pemulihan signifikan dalam waktu dekat. Kondisi ini pun menambah kekhawatiran terhadap prospek ekonomi zona Euro yang terus dibayangi oleh inflasi tinggi, ketatnya kebijakan moneter, dan lemahnya sentimen bisnis.

Pasar Eropa Update 6 Januari 2025
Pasar Asia: Data Manufaktur Tiongkok & Potensi Pemangkasan Suku Bunga Jadi Sorotan

Sebagian besar indeks utama di Asia mencatat penurunan dengan pelemahan terdalam terjadi pada indeks CSI 300 di Tiongkok. Penurunan ini dipicu oleh laporan bahwa bank sentral Tiongkok mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada akhir tahun. Sentimen negatif juga diperburuk oleh data ekonomi yang lemah, terutama dari sektor manufaktur.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Global Caixin/S&P untuk Desember 2024, yang menjadi indikator utama kesehatan sektor manufaktur, turun secara tak terduga ke angka 50,5. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 51,5, dan juga meleset dari ekspektasi analis sebesar 51,7. Meski masih berada di atas ambang batas 50, yang menandakan ekspansi, penurunan ini mencerminkan perlambatan aktivitas manufaktur.

Data PMI ini mengindikasikan adanya tekanan pada sektor manufaktur, terutama akibat penurunan ekspor dan melemahnya optimisme bisnis. Penurunan ini sejalan dengan laporan PMI manufaktur resmi Tiongkok, yang juga menunjukkan sedikit pelemahan meskipun masih berada dalam wilayah ekspansi. Kondisi ini menambah kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok, terutama jika permintaan global terus melemah dan kebijakan stimulus tidak cukup mendukung.

Pasar Asia Update 6 Januari 2025
Pasar Indonesia: Optimisme Ekonomi Didorong Kenaikan PMI Manufaktur dan Inflasi Terendah Sejak 1958

Sepanjang pekan ini pasar saham dan obligasi Indonesia mencatat pergerakan positif, didorong oleh penguatan berbagai sektor utama seperti teknologi, material dasar, dan energi. Kenaikan ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan, dengan tiga sektor tersebut menjadi motor penguatan utama. Hal ini menunjukkan adanya harapan terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi setelah beberapa bulan yang penuh tantangan.

Laporan terbaru dari S&P Global mengungkapkan bahwa Indonesia berhasil mencatat kenaikan signifikan dalam Indeks Manajer Pembelian (PMI) sektor manufaktur pada bulan Desember 2024, yang tercatat sebesar 51,2. Angka ini menunjukkan adanya ekspansi sektor manufaktur setelah lima bulan berturut-turut mengalami kontraksi, dengan PMI pada bulan November tercatat 49,6.

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan yang signifikan dalam produksi, pemesanan baru, dan optimisme dunia usaha. Seiring dengan itu, sejumlah perusahaan juga menambah jumlah karyawan dan meningkatkan pembelian bahan baku, yang mengindikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi dan harapan terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi untuk bulan Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% secara tahunan (ytd), yang merupakan angka inflasi terendah dalam sejarah penghitungan inflasi Indonesia sejak pertama kali dihitung pada tahun 1958. Inflasi yang tercatat ini berada di bawah batas atas dari target inflasi pemerintah, yang dipatok antara 1,5% hingga 3,5%, meskipun berada di batas bawah.

Penurunan harga pangan pokok sepanjang tahun 2024, seperti cabai merah yang turun sebesar 46,53% dan cabai rawit yang turun sebesar 39,74%. Hal itu menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi pada penurunan inflasi. Selain itu, penurunan harga komoditas lain, seperti bensin dan tarif angkutan udara, juga memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi yang tercatat.

Angka inflasi yang rendah ini memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat, yang tetap stabil meskipun ada potensi tekanan dari faktor harga pada tahun 2025. Sementara itu, meskipun angka inflasi ini terbilang rendah, pemerintah tetap perlu mengantisipasi potensi dampak dari perubahan harga yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat di masa depan. Meskipun demikian, angka inflasi yang tercatat pada Desember 2024 ini mengungguli rekor inflasi rendah sebelumnya yang tercatat pada tahun 2020, yang berada pada angka 1,68%.

Pasar Indonesia Update 6 Januari 2025

SMBC Indonesia  tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari SMBC Indonesia. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.