Mayoritas saham di Wall Street mengalami penguatan dalam perdagangan yang relatif singkat menjelang libur Natal. Momentum positif ini didukung oleh pergerakan saham teknologi berkapitalisasi besar yang dikenal sebagai Magnificent Seven, yakni kelompok perusahaan raksasa seperti Apple, Microsoft, Amazon, Meta, Alphabet, Tesla, dan Nvidia.
Saham-saham tersebut mencatat penguatan signifikan sepanjang pekan, yang menjadi kontributor utama dalam kenaikan indeks saham utama. Kondisi ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek sektor teknologi, yang terus menunjukkan daya tahan meskipun ketidakpastian ekonomi global masih membayangi.
Selain itu, volume perdagangan cenderung menurun karena banyak investor yang mengambil posisi defensif menjelang libur panjang. Hal ini memberikan ruang bagi kenaikan yang lebih stabil pada saham-saham utama.
Di sisi lain, meskipun pasar saham mencatat kinerja positif, pasar obligasi menghadapi tekanan. Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh bulan terakhir.
Kenaikan imbal hasil tersebut mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve, yang diperkirakan akan tetap ketat dalam waktu dekat. Hal ini memengaruhi pergerakan harga obligasi yang bergerak berlawanan arah dengan imbal hasil.
Investor tampaknya lebih memilih aset berisiko seperti saham dibandingkan obligasi, seiring meningkatnya keyakinan terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi. Namun, kenaikan imbal hasil obligasi ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti dan keuangan.
Indeks utama di Eropa mencatat kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu terakhir, didukung oleh penguatan pada sektor perawatan kesehatan dan keuangan. Berbagai saham dalam sektor ini menunjukkan performa yang solid, didorong oleh optimisme investor terhadap stabilitas perusahaan besar di tengah periode ketidakpastian ekonomi.
Penutupan indeks pada level 0,7% lebih tinggi menandai pencapaian tertinggi dalam sepekan terakhir, dengan kenaikan mingguan mencapai sekitar 1%. Kinerja ini mencerminkan sentimen positif yang berkembang di pasar Eropa, meskipun volume perdagangan relatif rendah akibat banyaknya pelaku pasar yang libur menjelang akhir tahun. Beberapa pasar bahkan memilih untuk tutup selama liburan, memberikan suasana perdagangan yang tenang, tapi tetap memberikan peluang bagi saham-saham utama untuk bergerak naik.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) terus menjadi pusat perhatian pasar setelah mengambil langkah-langkah pemangkasan suku bunga secara berturut-turut sepanjang tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Euro di tengah tekanan global. Namun, di balik suasana optimisme, terdapat kekhawatiran mengenai potensi ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, terutama mengingat kebijakan proteksionis yang diusung oleh pemerintahan Trump.
Ketegangan ini dapat memengaruhi sentimen pasar ke depan, khususnya jika ada peningkatan hambatan perdagangan yang berdampak pada sektor ekspor utama Eropa. Meski demikian, untuk saat ini, para investor tampaknya memilih untuk tetap fokus pada peluang jangka pendek yang tersedia, terutama di sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan stabil.
Selama sepekan, berbagai saham di Asia mencatat penguatan signifikan, dipimpin oleh pasar Jepang yang mencatat lonjakan lebih dari 4% pada indeks acuannya. Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi domestik dan tren global.
Bank of Japan (BOJ) menjadi pusat perhatian setelah para pembuat kebijakannya menyarankan kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Meskipun demikian, pada pertemuan bulan Desember, BOJ mempertahankan suku bunga tetap di level 0,25% untuk mengevaluasi tren upah domestik dan dampak kebijakan moneter Amerika Serikat. Langkah hati-hati BOJ ini menciptakan katalis positif bagi pasar saham Jepang, dengan investor melihat prospek stabilitas ekonomi meski terdapat ketidakpastian global.
Ringkasan pertemuan BOJ pada 18-19 Desember mengungkapkan adanya perbedaan pandangan di antara para pembuat kebijakan. Beberapa mengkhawatirkan ketidakpastian terkait arah kebijakan pajak di Jepang, arah fiskal Amerika Serikat, dan profitabilitas yang lemah pada perusahaan-perusahaan kecil.
Sementara itu, pasar saham Tiongkok juga mendapat angin segar dari pernyataan Kementerian Keuangan yang mengumumkan rencana peningkatan dukungan fiskal untuk konsumsi pada tahun mendatang. Langkah ini mencakup kenaikan pensiun, peningkatan subsidi asuransi kesehatan bagi penduduk, dan perluasan perdagangan barang konsumsi. Pengumuman ini memberikan dorongan positif bagi sentimen pasar, meningkatkan optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok di tengah tantangan global.
Selama sepekan, pasar saham Indonesia mencatatkan kinerja positif dengan sektor kesehatan, infrastruktur, properti, dan transportasi menjadi kontributor utama penguatan indeks.
Berbagai saham di sektor kesehatan mendapatkan dukungan dari prospek pertumbuhan yang stabil, sementara sektor infrastruktur dan properti menikmati sentimen positif dari berbagai proyek pembangunan yang berlanjut.
Sektor transportasi juga mengalami penguatan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang akhir tahun. Namun, optimisme ini sedikit teredam menjelang akhir pekan akibat pelemahan signifikan yang terjadi di tengah kontroversi kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% yang diumumkan oleh pemerintah. Kebijakan ini dinilai oleh sebagian pelaku pasar dapat memberatkan perekonomian, terutama di tengah upaya pemulihan pasca-pandemi.
Di sisi lain, pasar obligasi Indonesia menunjukkan penguatan dengan imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun yang turun sebesar 2,5 basis poin selama sepekan. Penurunan imbal hasil ini mencerminkan adanya permintaan yang stabil terhadap surat utang pemerintah, didukung oleh sentimen global yang lebih kondusif dan inflasi domestik yang terkendali.
Pergerakan tersebut juga menunjukkan investor masih percaya pada stabilitas ekonomi Indonesia meskipun ada tantangan dari sisi kebijakan fiskal. Kinerja positif di pasar obligasi memberikan sedikit penyeimbang terhadap tekanan di pasar saham, mencerminkan dinamika yang cukup beragam di pasar keuangan Indonesia.