Market Update 28 Oktober 2024

writter Lanjar Nafi

Pasar Amerika: Imbal Hasil Treasury & Kinerja Emiten Besar Jadi Faktor Utama

Pergerakan pasar saham berfluktuasi dengan tekanan signifikan di tengah lonjakan imbal hasil US Treasury dan harapan besar investor terhadap laporan keuangan emiten besar. Di tengah valuasi yang tinggi, indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami penurunan, sementara itu Nasdaq masih mampu mencatat penguatan, terutama berkat dukungan saham-saham teknologi utama.

Nasdaq menguat karena saham-saham teknologi yang menjadi katalis utama. Perusahaan besar seperti Nvidia dan Tesla mencatat kenaikan signifikan setelah membukukan hasil keuangan yang kuat. Tesla, misalnya, melonjak hampir 22% dalam sehari usai laporan laba—yang mana lebih baik daripada ekspektasi. Sementara itu, Nvidia berhasil mencapai level tertinggi berkat sentimen positif di sektor chip dan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).

Imbal hasil US Treasury 10 tahun melonjak ke level tertinggi selama tiga bulan, yaitu mencapai 4,26% pada akhir pekan. Kenaikan ini mendorong pelaku pasar untuk menyesuaikan ekspektasi mereka terkait arah kebijakan The Fed, khususnya potensi pemangkasan suku bunga. Meski masih ada probabilitas tinggi (sekitar 89,6%) untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin, lonjakan imbal hasil menekan saham-saham di sektor industri dan keuangan, yang cenderung sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Para investor juga cenderung berhati-hati karena data ekonomi yang akan datang, terutama laporan ketenagakerjaan AS yang dianggap dapat memberi petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter Federal Reserve. Selain itu, menjelang pemilu AS, hasil jajak pendapat menunjukkan perbaikan peluang bagi kandidat Partai Republik—yang menambah ketidakpastian pada pasar.

Pasar Amerika Update 28 Oktober 2024
Pasar Eropa: Kenaikan Harga Energi Memengaruhi Pasar Saham

Naiknya harga komoditas energi selama sepekan menjadi sentimen penekan pergerakan pasar saham di Eropa. Harga gas naik signifikan sebesar 13% selama sepekan. Konflik yang meningkat di Timur Tengah dan Ukraina-Rusia pun menciptakan kecemasan di kalangan investor.

Meningkatnya risiko keamanan di kawasan tersebut memicu kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan energi global, terutama minyak mentah dan gas. Ketakutan ini mendorong lonjakan harga minyak dan gas secara signifikan.

Kenaikan komoditas energi memberikan keuntungan bagi sektor energi, akan tetapi memperburuk situasi di sektor konsumen dan industri yang sangat bergantung pada bahan bakar, sehingga memperlemah beberapa indeks utama di Eropa.

Di tengah ketidakpastian pasar, perhatian para investor juga tertuju pada potensi perubahan kebijakan ECB, terutama setelah data inflasi zona Euro pada bulan September turun ke 1,8% (di bawah target yaitu 2%). Hal ini memicu spekulasi bahwa ECB mungkin akan memperlunak kebijakan moneter atau bahkan menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya.

Para analis berspekulasi inflasi yang melambat akan memberi ECB ruang untuk merangsang ekonomi melalui pemotongan suku bunga jika diperlukan. Hal ini, meskipun memberi sentimen positif, masih menimbulkan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi Eropa yang lemah dan tantangan struktural yang dihadapi oleh beberapa sektor utama.

Pasar Eropa Update 28 Oktober 2024
Pasar Asia: Kebijakan Moneter Tiongkok

Pasar saham Asia berfokus pada kebijakan moneter Tiongkok yang agresif dalam menstimulasi perekonomian yang sedang melambat, yaitu dengan serangkaian langkah dari Bank Sentral Tiongkok (PBOC) yang memengaruhi pergerakan pasar di seluruh kawasan.

Penurunan Loan Prime Rate (LPR) untuk pinjaman satu tahun menjadi 3,10% dan lima tahun menjadi 3,60% di atas perkiraan analis memberi sinyal komitmen Beijing untuk mendukung ekonomi di tengah tantangan sektor properti yang melemah. Langkah ini dirancang agar rumah tangga dan perusahaan terdorong untuk meminjam lebih banyak, meningkatkan belanja, dan menghidupkan kembali sektor bisnis.

Selain itu, PBOC memperkenalkan fasilitas pendanaan senilai $42 miliar untuk mendukung pasar saham. Langkah ini langsung direspons oleh lebih dari 20 perusahaan Tiongkok yang menyatakan niat mereka memanfaatkan pinjaman tersebut untuk pembelian saham.

Meskipun pasar saham Tiongkok menikmati dorongan dari kebijakan tersebut, revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi 4,8% (dari 5,0%) yang mana menunjukkan risiko yang tetap ada, khususnya di sektor properti. IMF mengingatkan adanya potensi koreksi harga properti yang bisa berdampak pada stabilitas keuangan dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, pasar saham Jepang turun signifikan selema sepekan. Ketidakpastian politik menjelang pemilihan umum majelis rendah menciptakan kekhawatiran di kalangan investor, terutama jika Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa gagal mempertahankan mayoritas, yang bisa berdampak pada stabilitas kebijakan ekonomi pada masa mendatang. Di tengah kondisi ini, penguatan yen juga menambah tekanan pada saham eksportir Jepang, yang juga memperburuk sentimen pasar.

Pasar Asia Update 28 Oktober 2024
Pasar Indonesia: Tekanan pada Pasar Saham & Obligasi di Tengah Ketidakpastian Global

Pasar saham dan obligasi di Indonesia menghadapi tekanan karena kekhawatiran sentimen global, yang turut menyebabkan depresiasi rupiah lebih dari satu persen. IHSG tercatat turun 0,84%, sedangkan indeks LQ45 turun lebih tajam hingga 1,85%. Saham-saham di sektor infrastruktur, properti, dan material dasar memimpin penurunan tersebut. Pasar obligasi juga melemah dengan imbal hasil acuan tenor 10 tahun (naik 9,1 basis poin), kenaikan mingguan terbesar sejak awal Oktober 2024.

Di sisi lain, permintaan terhadap USD meningkat. Hal ini dipicu oleh ketidakpastian politik menjelang pemilihan presiden AS, yang mana elektabilitas Donald Trump semakin mendekati Kamala Harris. Pejabat The Fed memperkirakan potensi suku bunga tidak akan turun drastis tahun depan, mengingat risiko inflasi yang masih tinggi akibat ketidakstabilan politik domestik dan konflik Timur Tengah.

Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan global 2025 menjadi 3,2% (turun 0,1 poin dari perkiraan sebelumnya). Dalam laporan terbarunya, IMF juga mengisyaratkan kebijakan moneter ketat mungkin menekan pertumbuhan lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.

Di dalam negeri, para investor mencermati langkah pemerintahan baru dengan hati-hati. Pernyataan terbaru mengenai penghapusan utang bagi nelayan dan petani, agar mereka dapat kembali mengakses pinjaman perbankan untuk mendukung kegiatan ekonomi, menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) bagi bank.

Proyeksi Bloomberg menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2024 sebesar 5,04%, sedikit melambat dari 5,05% pada kuartal sebelumnya. Ekonom Bloomberg menyoroti kendala pemulihan ekonomi—seperti penurunan belanja pemerintah dan lemahnya permintaan domestik—yang diperkirakan bisa menekan pertumbuhan hingga 4,95%. Faktor eksternal seperti ketidakpastian pemilihan umum AS dan perlambatan ekonomi Tiongkok memicu arus keluar modal asing senilai US$191,5 juta.

Pasar Indonesia Update 28 Oktober 2024

Di bawah ini merupakan reksa dana saham yang NAV-nya naik lebih dari 5% dalam 3 bulan terakhir.

  • Manulife Saham Andalan

  • Manulife Dana Saham Kelas A

  • BNI-AM Indeks IDX Growth 30

Di bawah ini merupakan reksa dana obligasi yang NAV-nya naik lebih dari 2% dalam 3 bulan terakhir.

  • Syailendra Pendapatan Tetap Premium

  • Ashmore Dana Obligasi Nusantara

  • Manulife Obligasi Negara Indonesia II


SMBC Indonesia tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari SMBC Indonesia. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.