Market Update 20 Januari 2025

writter Lanjar Nafi

Pasar Amerika: Wall Street Menguat

Pasar saham Amerika Serikat (AS) mencatat kenaikan signifikan sepanjang pekan lalu, didorong oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi dan prospek suku bunga. Investor bersiap menghadapi kebijakan baru di bawah presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik pada Senin mendatang.

Indeks S&P 500 dan Dow Jones mencatat kenaikan mingguan tertinggi sejak awal November, sementara NASDAQ menikmati lonjakan terbaiknya sejak awal Desember.

Data ekonomi yang positif sepanjang pekan membantu meredakan kekhawatiran inflasi. Selain itu, ekspektasi semakin kuat bahwa Federal Reserve mungkin mempercepat pemotongan suku bunga pada tahun ini. Salah satu data utama, laporan dari Departemen Perdagangan AS pada Jumat, menunjukkan pembangunan rumah keluarga tunggal melonjak ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Namun, pasar tetap dihantui ketidakpastian terkait kebijakan Donald Trump, terutama tarif perdagangan yang berpotensi memicu tekanan inflasi dan menghambat pemotongan suku bunga The Fed. Pada hari pelantikan Trump, pasar AS akan tutup untuk memperingati Hari Martin Luther King Jr.

Pasar Amerika Update 20 Januari 2025
Pasar Eropa: Pasar Saham Menguat

Indeks FTSE, DAX, dan CAC 40 mencatat kenaikan lebih dari 3% sepanjang pekan ini, didorong oleh reli luas akibat penurunan imbal hasil obligasi pemerintah serta data ekonomi positif dari Tiongkok. Sementara itu, indeks STOXX 600 mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut, menjadi rekor terpanjang sejak 26 Agustus tahun lalu.

Inflasi konsumen zona Euro untuk Desember sesuai ekspektasi, memberikan sentimen positif bagi pasar. Meski demikian, anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (ECB), Frank Elderson, menyatakan langkah untuk menurunkan suku bunga belum selesai. Waktu dan besarannya masih belum pasti, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Belanda Het Financieele Dagblad.

Selain itu, pasar Eropa turut menikmati sentimen positif dari perlambatan inflasi inti di AS. Kondisi ini membuka peluang pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, memberikan dorongan tambahan bagi saham global.

Pasar Eropa Update 20 Januari 2025
Pasar Asia: Pasar Jepang Tertekan, Tiongkok Nikmati Penguatan Saham

Indeks Nikkei di Jepang melemah hampir 2% sepanjang pekan ini, dipicu oleh kehati-hatian menjelang pidato pelantikan presiden AS terpilih Donald Trump pekan depan.

Penguatan yen Jepang juga menjadi faktor utama karena merugikan saham-saham eksportir dengan menurunkan nilai laba luar negeri saat dikonversi ke yen. Penguatan yen terjadi di tengah ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) mungkin menaikkan suku bunga kebijakan minggu depan.

Di sisi lain, pasar saham Tiongkok mencatat kenaikan hampir 3%, didorong data pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan target pemerintah. Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV tahun 2024 tumbuh 5,4% secara tahunan, meningkat dari 4,6% pada kuartal sebelumnya dan melampaui ekspektasi analis sebesar 5%. Selama setahun penuh, ekonomi tumbuh 5% menjadi 134,91 triliun yuan Tiongkok, sesuai target pemerintah sekitar 5%.

Sektor konsumsi juga menunjukkan penguatan dengan penjualan eceran naik 3,7% pada kuartal keempat, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 3% di kuartal sebelumnya. Angka ini menjadi tolok ukur optimisme terhadap pemulihan konsumsi domestik di Tiongkok.

Pasar Asia Update 20 Januari 2025
Pasar Indonesia: Pemotongan Suku Bunga BI Dorong Pasar Saham dan Obligasi Menguat

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% dari 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pertama tahun ini. Langkah ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi yang sebelumnya melemah akibat aksi jual investor asing yang berkepanjangan, didorong permintaan dolar AS yang meningkat tajam.

Kinerja pasar saham dan obligasi sepanjang pekan mencatat penguatan signifikan dengan sektor energi, properti, keuangan, dan teknologi memimpin kenaikan.

Keputusan BI ini bertujuan untuk mendorong konsumsi di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 yang diperkirakan di bawah 5,1%. Faktor utama pelemahan adalah lemahnya konsumsi dan investasi.

BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 akan berada di kisaran 4,7%-5,5%, dipengaruhi melemahnya ekspor dan konsumsi rumah tangga.

Sektor keuangan, terutama perbankan, menjadi motor penguatan pasar saham. Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2024 sebesar 10,39% (yoy), sedikit di bawah target 10%-12%.

  • Kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,62%

  • Kredit konsumsi meningkat 10,61%

  • Kredit modal kerja naik 8,35%

  • Pembiayaan syariah tumbuh 9,87% (yoy)

  • Kredit UMKM naik 3,37% (yoy)

BI optimistis pertumbuhan kredit dapat meningkat ke 11%-13% pada 2025, didukung oleh prospek ekonomi yang membaik dan kebijakan insentif makroprudensial.

Pasar Indonesia Update 20 Januari 2025

SMBC Indonesia  tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari SMBC Indonesia. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.