Pekan terakhir tahun 2023 ditutup dengan positif pada kinerja instrumen investasi obligasi maupun saham. Minimnya sentimen pada akhir tahun membuat investor cenderung bersikap hati-hati dan melanjutkan optimisme akan masa depan tingkat suku bunga yang mungkin lebih rendah tahun depan.
Data Initial Jobless Claim pada Bloomberg yang rilis meningkat dari periode sebelumnya. Hal ini menandakan tren peningkatan jumlah pengangguran yang secara tidak langsung berpotensi mempengaruhi inflasi yang lebih melandai.
Pasar obligasi menguat dengan imbal hasil yang terpantau turun dan pasar saham ditutup positif. Sektor teknologi catatkan kinerja yang luar biasa sepanjang tahun 2023 dengan Indeks NASDAQ naik 42%. Selanjutnya, investor akan menanti data ISM Manufaktur, FOMC Minutes, dan Tingkat Pengangguran.
Pasar saham Eropa bervariasi dengan pelemahan terjadi pada indeks CAC40 di Prancis, sedangkan penguatan terlihat pada FTSE 100 di Inggris. Pemberitaan mengenai sikap European Central Bank (ECB) pada Bloomberg memecah optimisme investor di akhir tahun. Salah satu anggota dewan ECB menegaskan masih terlalu awal untuk membicarakan penurunan biaya pinjaman.
Meskipun telah melakukan sejumlah kenaikan suku bunga, ECB mengungkapkan tahun 2024 pun tidak dapat dipastikan adanya penurunan suku bunga. ECB juga menyatakan bahwa meskipun normalisasi kebijakan moneter telah memperlambat laju inflasi, saat ini belum waktunya mempertimbangkan penurunan suku bunga. Data tingkat inflasi Desember akan ditunggu pada pekan ini dengan ekspektasi mengalami perlambatan.
Optimisme investor lebih terasa pada bursa Asia, terlihat pada pergerakan pasar saham yang mayoritas catatkan kenaikan. Indeks Hang Seng di Hong Kong dan CSI 300 di Tiongkok memimpin penguatan sehingga indeks yang biasa digunakan sebagai acuan bursa Asia (MSCI Asia Pacific) mengalami kenaikan lebih dari 4% selama sepekan.
Menurut Bloomberg, data Industrial Productions di Tiongkok mengalami kenaikan yang relatif signifikan sebesar 29,5% (dari 2,7%). Hal ini menjadi harapan positif imbas pelonggaran dan stimulus pemerintah dalam memerangi perlambatan ekonomi. Pekan ini investor akan terfokus pada data awal bulan, yakni Indeks kinerja Manufaktur dan Jasa di Tiongkok.
Selama sepekan di akhir tahun 2023 yang berjalan hanya 3 hari, perdagangan tetap berhasil membuat sentimen positif untuk pergerakan pasar saham dan obligasi serta nilai tukar rupiah terhadap USD. IHSG dan LQ45 naik dengan tren kenaikan mingguan beruntun sejak awal November.
Pasar obligasi melanjutkan rentetan kenaikan mingguan sejak 6 minggu terakhir bersama dengan nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0,56% yang juga merupakan catatan apresiasi mingguan terbesar sejak 6 minggu terakhir.
Dari dalam negeri, investor sedikit melakukan antisipasi setelah IHSG melonjak cukup signifikan menyambut tahun depan yang penuh potensi di tengah pemilihan umum presiden 2024.