Data terbaru tentang pekerjaan di Amerika menunjukkan jumlah pengangguran meningkat. Meskipun terdengar buruk, pasar justru merespons dengan optimisme. Hal ini karena pasar melihatnya sebagai peluang bahwa Federal Reserve (the Fed) mungkin akan menurunkan suku bunga untuk mendukung perekonomian.
The Fed telah mengindikasikan mereka siap melakukan pemangkasan suku bunga tahun ini, terutama dengan melihat data pekerjaan yang buruk tersebut dan potensi perlambatan inflasi. Investor akan menunggu data inflasi minggu ini untuk melihat perkembangan ekonomi Amerika.
Pasar saham di Eropa mengikuti tren penguatan mayoritas indeks utama global dengan naik lebih dari 2%. Hal ini terjadi karena data penjualan eceran menunjukkan kenaikan yang lebih baik daripada perkiraan, yakni mencapai 0,7% secara tahunan, setelah sebelumnya turun sebesar -0,7%.
Harga komoditas energi turut menjadi katalis, seperti minyak Brent dan batu bara, yang mana mengalami pelemahan moderat dalam seminggu terakhir. Minggu ini investor akan terus memperhatikan pergerakan harga komoditas energi serta pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di zona Eropa.
Aktivitas perdagangan di Tiongkok menunjukkan tanda-tanda yang kuat dalam pemulihan ekonomi. Neraca perdagangan mengalami peningkatan surplus menjadi $72,35 miliar (sebelumnya $58,55 miliar), dengan impor mengalami kenaikan signifikan sebesar 8,4% (sebelumnya negatif 1,9%). Sementara itu ekspor naik 1,5% dari sebelumnya yang negatif 7,5%.
Investor juga merespons positif pengumuman pemerintah Tiongkok yang akan mengalokasikan dana miliaran yuan untuk memperbaharui gedung-gedung publik dan meningkatkan infrastruktur 15 kota yang memenuhi syarat. Setiap kota berhak menerima hingga 1,2 miliar yuan untuk perbaikan saluran pipa, jaringan listrik, sistem drainase, serta modernisasi gedung publik agar lebih ramah bagi anak-anak dan lansia. Program ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang terhambat oleh penurunan sektor perumahan.
Perdagangan selama sepekan yang relatif pendek karena libur nasional 2 hari membuat investor melakukan antisipasi pada pasar saham. Namun, hal tersebut tetap terlihat optimis pada pasar obligasi. Ekonomi Indonesia telah berkembang lebih cepat daripada yang diperkirakan pada kuartal terakhir, terutama karena konsumsi domestik yang lebih kuat yang membantu meredakan penurunan ekspor.
Menurut Badan Pusat Statistik, PDB naik sebesar 5,11% dalam 3 bulan hingga Maret dibandingkan tahun sebelumnya, melebihi pertumbuhan median 5,08% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam survei Bloomberg.
Selain itu, dibandingkan dengan 3 bulan sebelumnya, PDB hanya turun sebesar 0,83%, lebih rendah daripada kontraksi 0,86% yang diperkirakan. Minggu ini investor akan menunggu data aktivitas perdagangan, terutama komposisi ekspor dan impor Indonesia, sambil tetap mempertahankan kegembiraan atas pertumbuhan ekonomi yang melebihi ekspektasi.