Pada pekan akhir Juni 2024, yang juga merupakan akhir kuartal kedua, pasar saham di Amerika Serikat menunjukkan kecenderungan lesu. Pasar obligasi pun tidak luput dari tekanan, terlihat dari kenaikan imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun yang kembali naik di atas 4,35%.
Kondisi ini mencerminkan sikap hati-hati dari para investor menjelang akhir bulan, yang dipicu oleh data ekonomi yang bervariasi. Data awal menunjukkan bahwa GDP AS tumbuh lebih tinggi daripada yang diharapkan, dengan GDP Price Index naik menjadi 3,1% (dari 3,0%) dan pendapatan pribadi (personal income) meningkat menjadi 0,5% (dari 0,3%).
Peningkatan ini mengurangi spekulasi mengenai perlambatan inflasi dan potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Di sisi lain, satu-satunya data positif datang dari PCE Price Index tahunan yang melambat sesuai ekspektasi pasar, menjadi 2,6% (sebelumnya 2,7%).
Kombinasi data yang beragam ini membuat investor cenderung lebih berhati-hati, mengantisipasi kemungkinan perubahan kebijakan moneter di masa mendatang.
Pasar saham di Eropa menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada akhir Juni 2024. Indeks DAX di Jerman mengalami penguatan, sedangkan indeks FTSE di Inggris dan CAC 40 di Prancis justru mengalami pelemahan.
Salah satu faktor yang memengaruhi kondisi ini adalah melambatnya data indeks kepercayaan terhadap industri dan ekonomi di kawasan tersebut. Selain itu, sepinya perdagangan juga turut memengaruhi pasar, yang sebagian besar disebabkan oleh berlangsungnya kompetisi sepak bola Euro 2024. Kompetisi ini menarik perhatian banyak investor dan masyarakat umum, sehingga aktivitas perdagangan di bursa saham menjadi lebih rendah dibandingkan biasanya.
Kombinasi antara data ekonomi yang kurang menggembirakan dan berkurangnya aktivitas perdagangan karena fokus pada ajang olahraga besar ini menyebabkan pergerakan indeks saham yang bervariasi di berbagai negara Eropa.
Indeks Hang Seng di Hong Kong dan CSI 300 di Tiongkok melemah secara signifikan, dipicu oleh pengumuman tarif tambahan oleh Eropa terhadap kendaraan listrik impor dari Tiongkok.
Investor menunggu kesepakatan mengenai tarif ini, mengingat pentingnya sektor otomotif Eropa. Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada penetapan mata uang Tiongkok setelah aset-aset di sana dilepas akibat kurangnya stimulus dari pembuat kebijakan.
Situasi politik juga memanas, dengan Tiongkok mengeluarkan Mantan Menteri Pertahanan Li Shangfu dan Wei Fenghe dari Partai Komunis atas tuduhan suap. Selain itu, Taiwan memperingatkan warganya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke Tiongkok daratan, Hong Kong, dan Makau.
Dari Jepang, mata uang yen (JPY) berhasil rebound terhadap dolar Amerika (USD) karena intervensi otoritas Jepang untuk menstabilkan mata uang. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, menyatakan akan merespons volatilitas yang berlebihan.
Selama sepekan, pasar saham dan obligasi bergerak positif dengan IHSG naik 2,67% dan Indeks LQ45 naik 2,37%. Pada awal pekan, pasar kurang bertenaga akibat spekulasi defisit fiskal yang membebani sentimen. Namun, menjelang akhir pekan, laporan APBN Kita serta data dan prospek ekonomi mengangkat optimisme pasar.
Sentimen positif global juga berperan setelah spekulasi pemangkasan suku bunga meningkat karena pertumbuhan ekonomi AS melambat di tengah biaya pinjaman yang lebih tinggi dan tekanan inflasi yang berlanjut.
Imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun turun 7,1 basis poin, yang menjadi penurunan terbesar dalam lima pekan terakhir, didorong oleh apresiasi rupiah sebesar 0,46%. Hasil lelang obligasi menunjukkan minat tinggi dengan tawaran mencapai 56,39 triliun rupiah, yang mana investor asing menyumbang 22,30% dari total tawaran dan 29,12% dari total obligasi yang terjual.
Optimisme di pasar saham dan obligasi Indonesia pada akhir semester pertama 2024 mencerminkan harapan positif terhadap kinerja ekonomi domestik dan global ke depannya.
Di bawah ini merupakan reksa dana saham yang masih mencatatkan performance NAV masih negatif lebih dari 5% dalam tiga sebulan terakhir per 28 Juni 2024.
Ashmore Dana Ekuitas Nusantara
Ashmore Dana Progresif Nusantara
Ashmore Digital Equity Sustainable Fund
Ashmore Saham Dinamis Nusantara
Schroder Dana Prestasi Plus
BNP Paribas Pesona
Manulife Dana Saham Kelas A
Manulife Saham Andalan