Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama dan kedua tahun 2024 akan lebih tinggi dibandingkan triwulan terakhir tahun 2023. Hal ini didorong oleh kekuatan permintaan domestik, terutama selama periode Ramadan dan Idulfitri.
Investasi dalam sektor bangunan juga meningkat, yang didukung oleh proyek-proyek strategis nasional dan perkembangan properti swasta yang mendapat dorongan dari insentif pemerintah.
Meski begitu, untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, konsumsi rumah tangga dan investasi di sektor nonbangunan perlu terus digalakkan.
Di sisi lain, ekspor belum menunjukkan peningkatan signifikan karena penurunan harga komoditas dan permintaan yang lemah dari negara-negara mitra utama seperti Tiongkok. Namun, beberapa sektor seperti industri pengolahan, informasi dan komunikasi, serta perdagangan besar, dan eceran diperkirakan mengalami pertumbuhan yang kuat.
Berikut reksa dana saham yang memiliki bobot investasi pada saham sektor terkait menurut Fund Fact Sheet per Maret 2024:
Ashmore Saham Dinamis Nusantara
Ashmore Dana Progresif Nusantara
Manulife Dana Saham Kelas A
Ashmore Digital Equity Sustainable Fund
Pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia masih terjaga dengan baik, terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 akan berada di kisaran 4,7-5,5%.
Bank Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama kebijakan dengan Pemerintah, termasuk melalui kombinasi stimulus fiskal pemerintah dan makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pada Rapat Dewan Gubernur tanggal 23-24 April 2024, Bank Indonesia memutuskan menaikkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, serta menyesuaikan suku bunga Deposit Facility menjadi 5,50% dan Lending Facility menjadi 7,00%.
Keputusan ini diambil di tengah kondisi pertumbuhan kredit yang menggembirakan; kredit bank tumbuh 12,40% year-on-year di triwulan pertama 2024, didukung oleh peningkatan di hampir semua sektor ekonomi.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ini ditopang oleh kondisi perbankan yang stabil dengan permodalan kuat dan likuiditas yang memadai, terlihat dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga yang tinggi, mencapai 27,18%, berkat dukungan dari kebijakan Bank Indonesia.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan penjualan dan investasi korporasi pasca Pemilu serta kinerja rumah tangga yang stabil. Kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi tumbuh masing-masing sebesar 14,83%, 12,30%, dan 10,22% year-on-year. Selain itu, pembiayaan syariah juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,26%, dan kredit UMKM tumbuh 8,12%.
Mengingat tren positif ini, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun 2024 akan terus meningkat, diperkirakan berada dalam kisaran 10-12%.
Berikut reksa dana saham yang memiliki bobot investasi pada saham sektor perbankan cukup besar menurut Fund Fact Sheet per Maret 2024:
Ashmore Saham Dinamis Nusantara
Ashmore Dana Ekuitas Nusantara
Ashmore Digital Equity Sustainable Fund
BNP Paribas Pesona
Schroder Dana Prestasi Plus
Schroder 90 Plus Equity Fund