Akhir Tahun 2023, Ekspansi Berlanjut & Inflasi Tetap Terkendali

writter Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah

Kinerja Sektor Manufaktor Indonesia

Pada Desember 2023 aktivitas manufaktur Indonesia terus meningkat. Hal ini menunjukkan ekspansi yang berlangsung selama 28 bulan berturut-turut. Dilaporkan oleh S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) mencapai 52,2, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang sebesar 51,7.

PMI Manufaktur adalah indikator ekonomi yang mengukur kesehatan sektor manufaktur suatu negara. Indeks ini diperoleh dari survei yang dilakukan kepada manajer pembelian atau manajer produksi dalam sektor manufaktur. Survei tersebut mencakup berbagai aspek seperti produksi, pesanan baru, stok barang, tenaga kerja, dan pengiriman.

PMI di atas 50 menandakan zona ekspansi, dengan pertumbuhan yang terus-menerus. Pemesanan baru meningkat, mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi sejak September, dan permintaan luar negeri juga naik, mencatatkan peningkatan pertama dalam 3 bulan terakhir.

Dampak dari peningkatan pemesanan terlihat pada produksi yang mencapai level tertinggi dalam 4 bulan. Penambahan karyawan juga terjadi selama 2 bulan berturut-turut.

Sentimen secara keseluruhan di sektor manufaktur Indonesia meningkat, dengan harapan peningkatan penjualan pada 2024. Tingkat optimisme ini merupakan yang terbaik kedua sejak Oktober 2022.

Tingkat Inflasi Indonesia

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi di Indonesia pada Desember 2023 mencapai 0,41% yang mana merupakan inflasi bulanan tertinggi sepanjang tahun tersebut. Kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau.

Komponen makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,07% dengan andil terhadap inflasi mencapai 0,29%. Rinciannya termasuk cabai merah (0,06%), bawang merah (0,04%), tomat (0,03%), cabai rawit (0,02%), beras (0,02%), dan telur ayam ras (0,02%).

Selain itu, terdapat komoditas di luar kelompok makanan yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi bulanan seperti tarif angkutan udara (0,05%), emas perhiasan (0,02%), dan komoditas rekreasi (0,01%).

Meskipun inflasi bulanan naik dari bulan sebelumnya (0,38%), inflasi tahun ke tahun pada Desember tercatat sebesar 2,61% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,86%. Inflasi sepanjang tahun 2023, atau year-to-date (ytd) mencapai 2,61%—hal ini lebih rendah dibandingkan tahun 2022 (5,51%), tetapi lebih tinggi dari tahun 2021 (1,87%).


SMBC Indonesia tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari SMBC Indonesia. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.