The Fed Tahan Suku Bunga dan Muncul Sinyal Pemotongan

writter Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), dikenal sebagai Federal Reserve (The Fed), baru-baru ini mengumumkan keputusan untuk menahan suku bunga stabil dalam pertemuan ketiganya. Keputusan ini mengisyaratkan akhir dari kampanye kenaikan suku bunga yang agresif, dengan prediksi pemotongan suku bunga pada tahun depan.

Para pejabat The Fed secara bulat memutuskan mempertahankan kisaran target suku bunga acuan dari 5,25% hingga 5,5%, yang mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 2001. Mereka tidak memproyeksikan kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang menandai perubahan proyeksi pertama sejak Maret 2021.

Gubernur the Fed, Jerome Powell, menyatakan kesiapan mereka untuk menaikkan suku bunga jika tekanan harga muncul. Tapi, menyoroti fokus saat ini pada potensi pemotongan suku bunga karena inflasi mendekati target 2%.

Reaksi pasar terhadap ketidakpastian pemotongan suku bunga terlihat dari lonjakan harga Treasury dan kenaikan nilai saham. Hampir dipastikan para investor juga meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga pada Maret.

Proyeksi kuartalan The Fed pada Dot Plot mencerminkan rencana pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin di tahun depan, melebihi perkiraan sebelumnya. Meskipun ekspektasi median suku bunga pada akhir 2024 adalah 4,6%.

Gubernur The Fed, Jerome Powell, dengan tegas menegaskan bahwa proyeksi yang dikeluarkan bukanlah rencana yang telah ditetapkan secara pasti. Ini mencerminkan respons terhadap dinamika pasar dan kondisi ekonomi yang terus berubah. Dalam upaya untuk memberikan kejelasan, Powell menyoroti bahwa proyeksi tersebut lebih sebagai panduan adaptif daripada suatu keputusan yang sudah final.

Selain itu, perubahan kecil pada pernyataan setelah pertemuan mencerminkan pergeseran fokus dari kebijakan kenaikan suku bunga menuju penilaian yang lebih cermat terhadap potensi pemotongan. Ini mencerminkan respons terhadap keadaan ekonomi yang berkembang.

Adapun perlambatan inflasi selama setahun terakhir, meskipun tetap tinggi, menjadi poin pengakuan penting dari The Fed. Ini mencerminkan kesadaran mereka terhadap dinamika harga yang kompleks. Meskipun inflasi tinggi, komite mengamati perlambatan yang dapat meredakan kekhawatiran pasar.

The Fed proyeksikan pengangguran ada di angka 4,1% pada akhir 2024. Gubernur The Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa pelemahan pasar tenaga kerja akan memengaruhi keputusan pemotongan suku bunga secara signifikan. The Fed juga proyeksikan pertumbuhan PDB AS sebesar 2,6% pada tahun 2023 dan 1,4% pada tahun 2024.


SMBC Indonesia tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari SMBC Indonesia. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.