Beberapa tahun terakhir, transaksi online sudah jadi hal yang biasa dilakukan. Dari mana saja dan kapan saja, cukup bermodalkan gadget dan koneksi internet, kita bisa membeli barang yang kita inginkan.
Kemudahan online shopping telah menjadi bagian yang gakterpisahkan dari gaya hidup modern. Namun, kemudahan ini juga membuka celah bagi pihak tak bertanggung jawab untuk menjalankan modus penipuan e-commerce.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali dan mewaspadai berbagai bentuk penipuan online shopping agar harta dan data pribadi kamu tetap aman.
Mulai dari penjualan bermodalkan akun media sosial hingga website, kemudahan online shopping juga diikuti kesempatan oleh pihak gak bertanggung jawab untuk merugikan orang lain.
Berikut adalah hal-hal yang perlu kamu ketahui untuk mengenali akun media sosial palsu dan website mencurigakan demi mengamankan data pribadi dan uang milikmu saat melakukan online shopping.
Ciri-ciri akun media sosial atau situs jual-beli palsu berkedok online shopping:
Produk dijual dengan harga sangat murah atau menawarkan fitur atau keuntungan menarik yang terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan.
Foto-foto produk yang ditampilkan memiliki kualitas yang gak konsisten, pilihan angle produk terbatas, atau bisa ditemukan di website lain seperti website resmi produk itu sendiri.
Akun media sosial yang menampilkan/menjual produk tersebut belum lama dibuat.
Penjual gak secara rinci menampilkan atau menjelaskan ketersediaan layanan pengembalian atau penukaran barang.
Penjual gak menerima sistem pembayaran COD (Cash On Delivery) atau Bayar di Tempat. Umumnya hanya menerima pembayaran melalui transfer bank dengan mencantumkan nomor rekening bank penerima.
Penjual meminta pembayaran muka sebelum barang bisa dikirimkan dengan alasan jumlah produk terbatas dan ‘mengunci’ produk tersebut untuk pembeli.
Penjual umumnya gak menampilkan review atau testimoni pembeli di akun media sosial tersebut.
Komentar pada setiap foto di akun media sosial gak ditanggapi, penjual hanya fokus untuk menampilkan produk-produk yang dijual tanpa berniat membangun hubungan dengan pembeli.
Jumlah followers akun media sosial gak menjamin akun tersebut valid. Pada Instagram misalnya, kalau kamu menemukan jumlah likes pada foto berbanding jauh lebih sedikit daripada jumlah followers akun, ada kemungkinan followers tersebut bot atau bukan orang sebenarnya.
Adanya website gak menjamin online shopping tersebut kredibel. Jika url pada website gak mengandung https dan logo gembok terkunci, maka website tersebut gak aman.
Situs jual-beli online yang mengaku menerima pembayaran dengan Visa juga belum tentu aman. Tanpa sistem 3DSecure by Visa, informasi kartu yang kamu gunakan untuk pembayaran di situs tersebut rentan dicuri pihak gak bertanggung jawab.
Karena itu, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memastikan keamanan transaksi jual-beli yang kamu lakukan secara online:
Jangan melakukan transaksi saat terhubung ke Wi-Fi publik. Informasi pribadi seperti password, PIN, atau informasi kartu lebih rentan dicuri saat kamu terkoneksi ke jaringan Wi-Fi publik yang bisa diakses siapa saja.
Waspadai penjual yang meminta informasi pribadi yang gak berhubungan dengan proses jual-beli, seperti: tanggal lahir, nama ibu kandung, kode OTP, password dan PIN, screenshot KTP dan KK, informasi pada kartu kredit atau kartu debit (nomor kartu, tanggal kedaluwarsa dan kode CVV) untuk alasan apa pun.
Saat membuat akun pada situs e-Commerce, gunakan alamat e-mail yang berbeda dari e-mail yang biasa kamu gunakan untuk keperluan aktivitas perbankan.
Selain itu, buat password yang aman dan berbeda dari password yang kamu biasa kamu pakai untuk akses akun digital lainnya, seperti akun media sosial atau akun perbankan.
Hindari menyimpan informasi kartu pada website belanja online. Ini untuk memastikan informasi kartu milikmu gak terekam dan tersebar luas di dunia maya.
Biasakan untuk log out dari akun e-Commerce kamu setelah melakukan transaksi atau bahkan ketika gak melakukan pembelian sama sekali.
Apabila website tersebut menawarkan transaksi dengan PayPal, gunakan layanan tersebut. Kamu bisa menghubungkan akun Jenius kamu ke PayPal, sehingga transaksi bisa tetap dilakukan dengan Jenius tanpa memberikan informasi akun atau kartu pada penjual atau situs e-Commerce.
Gunakan e-Card untuk melakukan transaksi online. Kamu bisa mengisi saldo pada e-Card saat kamu akan melakukan transaksi dengan e-Card tersebut. Ketika gak melakukan transaksi, kamu bisa memindahkan saldo e-Card ke Flexi Saver sampai transaksi selanjutnya.
Untuk memastikan keamanan transaksi digital, kenali dengan baik ciri-ciri toko online palsu, seperti harga yang terlalu murah atau gak ada ulasan pembeli yang valid. Jangan pernah memberikan informasi sensitif seperti kode OTP, password, atau detail kartu.
Untuk perlindungan ekstra, selalu terapkan cara aman transaksi online, dan pertimbangkan untuk menggunakan kartu virtual seperti Jenius e-Card yang saldonya bisa kamu atur sesuai kebutuhan belanja!
Penipuan berkedok online shopping memang banyak terjadi saat ini. Yang bisa kita lakukan adalah lebih waspada dalam beraktivitas di dunia maya, menjaga data pribadi yang kita miliki, serta memahami dengan siapa kita akan melakukan transaksi online.
Sikap waspada adalah benteng utama untuk lindung data pribadi saat belanja online. Dengan mengetahui tips belanja online aman dan selalu memverifikasi kredibilitas penjual, kamu bisa menikmati pengalaman belanja tanpa rasa khawatir.
Selalu utamakan keamanan kamu di dunia maya, ya. Karena di era digital ini, kewaspadaan adalah aset yang paling berharga!
Hubungi Jenius Help di 1500365 atau e-mail ke [email protected] apabila kamu menemukan pihak mencurigakan yang menggunakan rekening Jenius atau Bank BTPN.
Jenius adalah bagian dari PT Bank BTPN Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan merupakan peserta penjaminan LPS.