Strategi Finansial & Mental untuk Kuliah di Luar Negeri Bagi Karyawan

writter Agustina Fitria Aryani

Apa ada Teman Jenius yang punya cita-cita studi di luar negeri untuk meng-upgrade skill, ganti jalur karier, atau mengejar impian terpendam setelah bertahun-tahun bekerja di Indonesia?

Studi ke luar negeri adalah salah satu keputusan besar yang perlu dipersiapkan dengan matang. Soalnya biaya kuliah di luar negeri cukup besar, yang mencakup:

  • biaya persiapan sebelum keberangkatan,

  • biaya studi,

  • biaya hidup, dan

  • biaya kepulangan.

Bagi para pekerja atau profesional, disarankan untuk membuat rencana 2-5 tahun sebelumnya. Bukan hanya persiapan keuangan, tapi juga perlu persiapan mental, portofolio, dan rencana hidup setelah menyelesaikan studi.

Apa Saja Langkah Awalnya?

Langkah awal dimulai dengan menetapkan jurusan dan universitas yang bakal kamu tuju. Sesuaikan juga dengan passion, pengalaman kerja, atau cita-cita di masa depan karena hal ini akan memengaruhi biaya yang diperlukan.

Selanjutnya, mulai membuat rencana keuangan kuliah di luar negeri dengan melakukan riset tentang biaya studi untuk jurusan yang kamu pilih. Pastikan biaya studi tersebut untuk mahasiswa internasional karena umumnya universitas menetapkan biaya yang berbeda (bisa mencapai 2-4 kali lipat biaya local student).

Di beberapa negara, ada juga universitas yang menetapkan biaya studi atau tuition nol alias gratis tapi dibarengi dengan persaingan yang ketat.

Selain biaya studi, biaya hidup menjadi pertimbangan penting saat membuat rencana keuangan. Informasi tentang biaya hidup dapat dicari melalui internet dan dilengkapi dengan informasi dari kenalan mahasiswa atau alumni di sana agar lebih akurat.

Seperti halnya tinggal di tanah air, saat studi di luar negeri pun penting untuk menyiapkan dana darurat minimal tiga bulan biaya hidup di sana untuk mengantisipasi hal-hal di luar kendali. Misalnya, kehilangan atau kerusakan alat komunikasi, inflasi yang melonjak, pindah tempat tinggal karena bencana, dan masih banyak lagi.

Dana darurat juga perlu disiapkan untuk keperluan masa transisi sebelum mulai dapat penghasilan lagi setelah selesai studi.

Hidden Cost Kuliah di Luar Negeri

Ada beberapa hidden cost kuliah di luar negeri yang harus diperhitungkan juga nih, Teman Jenius!

  1. Biaya persiapan sebelum keberangkatan: pengurusan dokumen, kursus tambahan, tes IELTS/TOEFL dan GRE/GMAT, aplikasi universitas, visa, asuransi, dan medical check up.

  2. Biaya selama studi: deposit tempat tinggal, barang-barang rumah tangga, laundry, buku yang gak tersedia online, conference, biaya riset atau laboratorium, pergaulan, dan kebutuhan kesehatan yang tidak dicover asuransi.

  3. Biaya setelah studi: wisuda, pengiriman barang ke tanah air.

Total biaya hidden cost ini bisa mencapai puluhan juta rupiah lho.

Semua komponen biaya tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat kenaikan harga dan biaya pendidikan (contoh di Amerika Serikat sekitar 3-5% per tahun) dan fluktuasi kurs negara terkait sehingga kamu dapat memperoleh gambaran total biaya yang harus disediakan.

Penting untuk menyediakan semua dana tersebut sebelum keberangkatan. Jadi, mulailah menabung (waktu persiapan kurang dari tiga tahun) atau berinvestasi (jika waktu persiapan lebih dari tiga tahun), dan akan lebih baik jika menggunakan mata uang negara tujuan untuk meminimalkan risiko fluktuasi kurs.

Sebagai gambaran, untuk mencapai target satu miliar rupiah dalam jangka waktu lima tahun, dengan asumsi return investasi sebesar 5% per tahun, maka kamu perlu menyisihkan Rp14,7 juta setiap bulan selama lima tahun. Kamu bisa mempercepat pencapaian dengan cara menyisihkan juga dari bonus, tunjangan hari raya (THR), dan penghasilan sampingan (side hustle).

Kuliah di Luar Negeri Jalur Beasiswa

Apakah angka yang disebut di atas cukup terjangkau dengan penghasilanmu saat ini? Kalau belum terjangkau tapi sangat membutuhkan studi ini untuk karier atau impian besarmu, kamu bisa menggunakan jalur beasiswa.

Saat ini tersedia banyak beasiswa dari dalam negeri seperti beasiswa seperti LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bisa juga cari beasiswa dari perusahaan, lembaga, yayasan, ataupun pemerintah asing.

Setiap jenis beasiswa memiliki cakupan yang bervariasi. Ada yang hanya menanggung sejumlah tertentu, ada yang menanggung tuition fee saja, dan ada pula yang fully funded. Untuk berhak menerima beasiswa, tentu kamu harus memenuhi banyak persyaratan dan bersaing dengan para pemburu beasiswa lainnya. Pastikan CV, esai, dan track record kamu meyakinkan.

Setelah Diterima di Kampus Impian

Setelah Letter of Acceptance dari kampus impian sudah di tangan dan dana kuliah sudah siap (beasiswa maupun dana pribadi), kamu harus cermat dalam menggunakan dana tersebut.

Buat budgeting mahasiswa di luar negeri, bisa dibuat skema persentase berikut ini:

  • 70-80% untuk kebutuhan pokok seperti tempat tinggal (termasuk listrik, air, dan internet), makan dan groceries, transportasi, kesehatan, dan pendidikan;

  • 10%-20% untuk cadangan biaya gak terduga; dan

  • 10% untuk pergaulan sekaligus networking.

Selain itu, jangan lupa tips hemat buat kamu yang sudah jadi mahasiswa di luar negeri:

  • mencari tempat tinggal seperti shared apartment atau tinggal di dormitory,

  • untuk kebutuhan makan akan lebih murah kalau belanja bahan di pasar dan masak sendiri atau sharing dengan teman, dan

  • memanfaatkan harga khusus mahasiswa untuk transportasi umum, fashion, hiburan atau tempat wisata.

Tinggal di negeri orang dengan keuangan yang terbatas sering menimbulkan kecemasan. Oleh karena itu, siapkan strategi keuangan kuliah di luar negeri sejak sebelum berangkat.

Mulai dari membuat daftar semua biaya, memasukkan komponen inflasi dan fluktuasi kurs, konsisten dalam menabung dan berinvestasi, sampai membuat anggaran dan disiplin mencatat semua pengeluaran agar tetap dalam batas anggaran.

Untuk mengantisipasi kejadian di luar kendalimu, siapkan dana darurat dan asuransi yang memadai.

Jadi, apakah Teman Jenius sudah siap untuk kuliah di luar negeri?


Artikel ini ditulis oleh Agustina Fitria Aryani, Teman Jenius yang berprofesi sebagai Certified Financial Planner OneShildt Financial Independence. Cek artikel dari para guest writer lain pada laman Blog Jenius.

Artikel lainnya